SURABAYA - Panggung politik Partai Golkar ditunggu
publik dan pihak terkait, mereka pun sebenarnya bertanya-tanya, apa lakon yang
akan digelar oleh partai berlambang pohon Beringin ini? Apalagi para pendaftar 5 tokoh itu telah dipamerkan
lewat media massa dan 50 buah bilboard yang dipasang di seluruh pelosok kota
maupun kabupaten di Jawa Timur, hal ini mendorong psyko public rakyat seperti
menunggu sesuatu meski para tokoh itu telah menyiapkan materi visi misinya
sebagai bakal calon Gubernur atau Wagub Jatim 2018.
“Seharusnya
visi misi bagi 5 tokoh pendaftar ini akan digelar di Kantor PG Jatim pada
tanggal 24 September 2017, namun karena sesuatu hal yang menyangkut teknis para
petinggi partai maka jadual diundur sampai waktu yang ditentukan selanjutnya, “
ungkap H. Meulilla Osman selaku motor penggerak Desk Pilkada Partai Golkar
Jatim, belum lama ini.
Meulilla atas nama Tim Pilkada Partai Golkar Jatim
2018, juga menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada para tokoh, yang
di antaranya Drs. H. Syaifullah Yusuf, Dr. H. Syafi’in, Drs. H. Nurwiyatno, Dr.
H. Istu Soebagio dan Ir. H. Ridwan Hisjam.
Bagaimana dinamika Partai Golkar kemudian? Publik
dan kaum jurnalis menunggu, sebab Golkar dianggap partai politik yang punya
pengalaman sangat teruji dalam memproses sekaligus memunculkan sosok pemimpin
handal bagi Rakyat Jatim yang memiliki kemauan kuat memakmurkan penduduknya
sekitar 40 juta lebih ini.
“Golkar
memang tidak bisa dipandang sebelah mata, dari sisi pengalaman dan kecanggihan
ilmu komunikasi politiknya. Walaupun bukan partai terbanyak kursinya di DPRD
Jatim, tapi jujur sangat piawai memainkan peran politiknya di panggung mana
pun,” lontar Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, yang aktif mengajar di FH Unair.
Menurut Prof. Suparto, jika menilik dinamika Pilgub
Jatim yang kini sangat terasa getaran jiwanya meski puncaknya coblosan di tahun
2018 itu maka Golkar punya panggung dan lakon apa yang akan dimainkan akan
ditunggu rakyat maupun pihak terkait.
“Saya kok jadi ingat, sentilannya seorang Dalang Pewayangan Purwo, Ki
Dalang apa lakonnya?”, celetuk Suparto yang dikenal cukup lekat dengan kalangan
Budayawan Jatim.
Ah tepatnya, kata Prof. Suparto, lakon “Wahyu
Temurun”. Lakon ini cocok bagi Partai Golkar yang lagi menunda visi misi para
bakal calon Pemimpin Jatim itu, sambil menunggu ilham atawa turunnya Wahyu dari
Sang Ilahi. “Saya rasa pas jika lakon yang akan disajikan Partai Golkar di
Jatim itu judulnya, Wahyu Temurun,” tandas Suparto yang rajin menulis
kontemplasi budaya di harian sebuah media massa.
Sementara di intern Partai Golkar kini terjadi tarik
menarik informal antara sosok Gus Ipul panggilan akrab Wagub Jatim yang daftar
kepada Tim Pilkada Jatim sebagai calon Gubernur Jatim 2018 dengan Hajjah
Khofifah Indarparwansa yang Mensos ini digadang oleh 11 anggota DPR RI.
Keberadaan sosok Gus Ipul dan Khofifah itu nasibnya
belum diputuskan oleh Partai Golkar secara institusi, termasuk para tokoh
lainnya yang telah mendaftar. “Terus
terang, tahapan proses bakal calon Pemimpin Jatim itu akan diproses oleh partai
sesuai aturan main, di kami yang daftar 5 orang maka mereka itu akan
menyampaikan visi misinya sebagai calon Pemimpin Jatim dalam waktu yang akan
ditentukan,” urai Meulilla lagi.
Dalam penyampaian
visi misi itu akan dihadiri seluruh jajaran Pengurus Partai Golkar dari DPP,
DPD Provinsi dan DPD Kota/Kabuaten. Selain itu ada pihak ekstern dari kalangan
Mahasiswa dan Pemuda, termasuk melibatkan beberapa panelis dari Perguruan
Tinggi. Misalnya, Unair, ITS atau Univ. Islam Negeri Surabaya “Sunan
Ampel”. (mashur)