Sekretaris PG Jatim, Sahat T.
Simanjuntak, SH, saat memberikan potongan tumpeng kepada tokoh Golkar Jatim.
|
MALANG - Sahat T. Simanjuntak, SH Sekretaris DPD
Partai Golkar Jatim melontarkan soal manajemen kepemimpinan yang tidak
tergantung pada sosok figur perorangan, sejak awal berdirinya Golkar di tahun
1964 itu tidak mengenal pola “Pemimpin Perorangan”.
“Itulah yang harus dipahami oleh seluruh Kader Partai
Golkar, bahwa sesuai sejarah kepemimpinan dan berdirinya Golkar di tahun 1964
ini tidak tergantung perorangan,” lontar Sahat Simanjuntak mewakili Ketua PG
Jatim Drs. Ec. H. Nyono Suharli Wihandoko yang sibuk sebagai Irup Hari Santri
Nasional di Jombang pada saat yang bersamaan, waktu itu Minggu Kliwon
(22/10/2017).
Golkar Kabupaten Malang yang dipimpin H. Siadi itu
memang menunjukkan gagrak kepemimpinannya dengan menghadirkan sekitar 5.500
massa dari 33 kecamatan dari seluruh kabupaten Malang yang dalam acara
pelantikan Pengurus PG Kabupaten Malang, periode 2016-2021 ini, menghadirkan
pula 3 Reyog Ponorogo dengan sekelompok penari kuda lumping dan bujang
ganongnya.
Suasana semarak pelantikan di Aula Kantor PG Kabupaten
Malang itu meriah dan seluruh Organisasi Pendiri dan Didirikan pun dilantik
pula, namun ketika Wakil Bupati Malang yang mewakili Bupati Rendra Kresna, ia
dulu kader Golkar sukses memangku jabatan Wakil Bupati dan 2 kali Bupati
ini‘melompat’ ke Partai Nasdem setelah kalah merebut kursi Ketua DPD Partai
Golkar Jatim 2016 dan dimenangkan oleh Nyono Suharli Wihandoko Bupati Jombang. Wuuh, seluruh kader PG Kabupaten berteriak soraki
Wakil Bupati Malang, saat memberi sambutan. “Kami sebagai pasangan Bupati dan
Wakil Bupati Malang ini diusung oleh Partai Golkar,” jelas Wakil Bupati.
Namun tampaknya Rendra Kresna pun tidak legowo di awal
tahun APBD 2016-2017 ini, dana Banpol untuk Partai Golkar diduga dipersulit
olehnya. Inilah pentingnya yang dimaksud, Sahat Simanjuntak sambutannya itu ada makna
taktis, bahwa Partai Golkar tidak
tergantung pada perorangan. “Golkar punya mekanisme dan pola kepemimpinanyang
teruji selama 53 tahun, kita selayaknya terus melanjutkan perjalanan sejarah
gemilangnya Golkar untuk raih prestasi sebagai wujud rasa tanggung jawab kepada
para pendiri maupun para pini sepuh Golkar,” tegas Sahat lagi, dan tampak hadir
Tokoh Gaek Golkar Ir. H. Mustahid Astari dan Dr. H. Soenarjo juga para Veteran
maupun mantan Sekda Kabupaten Malang.
Sahat juga berpesan strategi pergerakan bagi para PK
(Pengurus Kecamatan), senyampang dengan aturan main dan undang-undang Pemilu
(Pileg) agar seluruh PK Golkar dan jajarannya mewajibkan berperan dan merespon positif terhadap
kecamatannya, termasuk mengenal dengan baik Pak Camat dan Pak Lurahnya.
Golkar Kabupaten Malang yang memperoleh kursi sekitar
12 buah ini, diharapkan oleh Sahat
menambah lagi sampai 15 atau 17 kursi. “Apakah saudara-saudara sanggup bekerja
keras lagi? Seketika direspon kompak oleh para hadirin dengan suara membahana,
“ sanggup.”
Menurut Sahat Simanjuntak yang Ketua Fraksi PG di DPRD
Jatim ini, pada rana Pilkada 2018 dan Pileg 2019 nanti, pihak kecamatam akan
menjadi ujung tombak dalam perhitungan suara. “Di situlah jajaran PK Golkar
sepatutnya aktif bergerak dengan
mengenal baik Pak Camat dan kuasailah kecamatannya, agar suara Golkar yang Sahabatnya
Rakyat ini makin mantap dan utuh betul,” pungkas Sahat dalam pidatonya yang
berapi-api untuk memacu semangat Kader PG Kabupaten Malang, dan ditutup dengan
yel-yel Golkar Bangkit, Golkar Jaya dan Golkar Menang, Menang, Menang.
Aamiin.(mashur)