BANYUWANGI - Pernyataan
Aktivis yang bernama M.Yunus di media dinilai mencoreng nama baik Nadhatul
Ulama (NU), dan Kiai, dimana pernyataan yang melalui beberapa media yang lalu bahwa
M. Yunus menyatakan bahwa pengurus PCNU beserta para Kiai telah mendapat aliran
dana dari tambang emas Gunung Tumpang Pitu. Desa Sumberagung kec. Pesanggaran
Banyuwangi.
M.Yunus menuding
suntikan dana tersebut telah terjadi sejak tambang emas dikelolah oleh PT. Indo Multi Niaga (IMN). Selain itu
Yunus juga mengatakan bahwa di Banyuwangi, ada istilah ‘Kiai Perampok’.
Atas dasar
pernyataan itu, maka Banser kata Mashud merumuskan empat poin menyatakan sikap,
yaitu Pertama steatman yang dilontarkan melalui beberapa media adalah ujaran
kebencian dan bentuk adu domba dilingkungan NU dan Kiai. Kedua dimana keterangan dinilai tanpa dasar
dan bukti, sehingga hanya munculkan fitnah yang keji pada NU dan Kiai.
Ketiga Pernyataan
tersebut telah menimbulkan keresahan dan memecah belah umat, dan Keempat ,
Banser mengecam keras perbuatan Yunus , dan meminta Kapolres Banyuwangi untuk
segera menindak lanjuti laporan PCNU.
Mashud meminta Yunus agar segera meminta maaf dan
berjanji tidak akan mengulangi kembali. Jika itu tidak dilakukan oleh Yunus
Banser yang notabennya adalah benteng NU DAN Ulama tidak akan segan –segan
untuk mengerahkan pasukan. “ Menghina NU. Ulama dan Kiai, berarti juga menghina
Banser.” Katanya.
Dikonfirmasi secara
terpisah oleh wartawan, Yunus telah mengaku tidak akan meminta maaf. Karena
tidak merasa menghina NU. Dengan tegas yunus menyebut bahwa dirinya adalah juga
warga NU yang juga pengurus PagerNusa. Jadi tidak mungkin jika saya mengina NU.
“ Yang harus meminta
maaf itu justru para kucing garong,
yang serakah, harus minta maaf pada warga NU, sebab selama ini telah menipu
dengan pencitraan. Sedangkan terkait Kiai Perampok ,Yunus mengaku
hanya menirukan salah satu Kiai sepuh yang ada di Banyuwangi. (jok)