PASURUAN - Sumber Tetek yang terletak di Desa
Wonosunyo, kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merupakan peninggalan
Raja Airlangga dari abad 11, Candi itu menyimpan mitos besar. Berdasarkan catatan sejarah Candi Belahan atau yang di sebut Candi Sumber Tetek
dibangun oleh Raja Airlangga pada pada 1009 Masehi atau pada masa Kerajaan
Kahuripan.
Juru kunci candi, Astono“ mengatakan candi itu
dibangun oleh Airlangga, anak dari Raja Bali, Udhayana, yang menihah dengan
putri Guna priya Dharma dari jawa. "Dari
pernikahan itu, Raja Udhayana membuat kolam yang dinamakan Pertirtaan Jolotundo
pada masa Kerajaan Majapahit, Letaknya ada di Desa Seloliman, Trawas,
Mojokerto, yang posisinya ada di lereng Gunung Bekal yang juga puncak Gunung
Penanggungan," kata Astono.
Pemandian
Jolotundo merupakan cikal bakal adanya Candi Belahan yang dibangun untuk
menyambut kelahiran Airlangga pada 997 Masehi, hal itu berdasarkan prasasti
yang terdapat disekitar situs. Prasasti
yang kini disimpan Museum Trowulan, Mojokerto juga mencatat bahwa Candi Belahan
Sumber Tetek dibangun pada masa Kerajaan Kahuripan. Terdapat kolam di sekitar
candi yang kedalamannya hanya sekitar 30 cm. Candi
Belahan Sumber Tetek dibangun oleh Raja Airlangga yang merupakan putra Raja
Bali, Udhayana, pada 1009 Masehi.
Seiring
berjalannya waktu, warga setempat menyebutnya Candi
Belahan,
tapi ada juga yang menyebutnya candi sumber tetek,
"Karena sumber air yang keluar itu dari payudara Dewi Laksmi menuju kolam
di Candi Belahan ini Tetek sendiri merupakan Bahasa Jawa yang artinya puting
payudara. Sebagai juru kunci, Astono melarang
perempuan yang sedang datang bulan atau haid berkunjung ke Candi Belahan Sumber
Tetek dan Jika larangan itu dilanggar, ada akibat yang harus di tanggung oleh
perempuan tersebut.
Hal itu pernah terjadi rombongan
saat satu keluarga berkunjung ke candi belahan, Astono memberikan himbauan
kepada satu rombongan tersebut bahwa perempuan yang masuk/mandi di kolam
tersebut dalam keadaan datang bulan/haid dilarang masuk/mandi, tetapi orang
tersebut tidak menghiraukan himbauan yang di ucapkan oleh juru kunci candi,
tidak lama kemudian tiba-tiba ia kerasukan suara perempuan. "Suara itu berteriak besar dan mengerang-gerang
keras, apalagi saat itu, kata keluarganya, dia maua menikah satu minggu lagi
kata juru kunci. (anang)