Surabaya Newsweek- Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan UCLG ASPAC melalui
UN-Habitat Public Space Global untuk membangun dan memanfaatkan lahan
eks-Insinerator menjadi Ruang Publik Kreatif akan segera terwujud.
Pasalnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Sekretaris Jenderal
UCGL Aspac Bernardia Tjandradewi dan Perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan Groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan
Ruang Publik Kreatif di kawasan eks-incinerator, Keputih Surabaya, tadi pagi.
Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan ini adalah
sejarah bagi Kota Surabaya. Sebab, lahan seluas 55 hektar ini dulunya
merupakan lokasi eks-insinerator milik Pemkot yang sebentar lagi akan diubah
menjadi ruang publik kreatif.
"Desainnya sangat atraktif dengan memanfaatkan lahan eks-insinerator, jadi
nanti insinerator tidak akan kita bongkar tapi kita manfaatkan untuk taman kemudian
disambungkan dengan taman harmoni,” kata Risma usai melakukan peletakan
batu pertama, pada Jum'at (12/8/2017).
Selain taman, sambung Risma, akan ada banyak fasilitas lain yang bisa
dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Surabaya khususnya warga surabaya
timur. “Nanti ada aula utama, parkir sepeda, ruang kreatif, water playground,
lapangan basket, food court, ruang komunitas terbuka, galeri pendidikan, ruang
pertunjukan, taman baca, toilet ramah disabilitas dan taman mural,” urainya.
Menurut Risma, selama membuat konsep atau desain bangunan, Pemkot
melibatkan partispasi dari tokoh masyarakat sekitar, arsitek dan designer.
Sedangkan untuk proses pembangunnya dilakukan oleh Kontraktor dari Kota
Surabaya. Masing-masing dibantu oleh 45 orang yang terdiri dari 30 orang mahasiswa
S1dan S2 jurusan arsitektur/desain interior dan 15 arsitek profesional dan
akademisi.
“Kalau pakai jasa konsultan uangnya tidak cukup, makanya saya minta bantuan
dari praktisi dan mahasiswa Surabaya untuk memikirkan bersama agar lahan ini bisa
menjadi wadah yang bermanfaat sekaligus menjadi jujukan bagi mereka yang ingin
menuangkan ide kreatifitasnya,” ungkapnya.
Disampaikan Risma, tenggat waktu pembangunan lahan eks-insinerator ini
ditarget selesai pada bulan desember 2017. “Kami akan ngebut sebab desainnya
sudah selesai tinggal proses pembangunan saja,” tegas wali kota sarat akan
prestasi tersebut.
Ditanya soal dana yang dikeluarkan selama proses pembangunan lahan eks-insinerator menjadi ruang publik kreatif, dirinya mengungkapkan tidak menggunakan anggaran APBD melainkan dibantu dari Kementerian PUPR, UCGL Aspac dan CSR-CSR yang lain. “Total anggaran yang dikeluarkan sebesar 4 M,” terangnya
Sementara itu, Sekretaris Jenderal UCGL Aspac Bernardia Tjandradewi, mengapresiasi
langkah dan upaya wali kota surabaya yang berhasil menyulap TPA menjadi ruang
publik kreatif. Baginya, langkah yang sudah dilakukan Pemkot bisa menjadi
referensi bagi kota-kota di Indonesia bahkan kota yang ada di luar negeri.
“Langkah ini sungguh luar biasa karena membawa dampak yang positif dari
segala macam aspek mulai dari sisi edukasi, pendidikan, perekonomian dan
aspek-aspek yang lain,” jelasnya. ( Ham )