Surabaya Newsweek- Kota
Surabaya sudah seringkali menjadi kunjungan bagi kepala daerah maupun pejabat dari
provinsi, kota/kabupaten di Indonesia. Kedatangan mereka ke Surabaya dalam
rangka transfer kownledge dalam wujud mengadopsi beberapa inovasi yang telah
dikembangkan Pemerintah Kota Surabaya.
Mulai Kamis
(24/8/2017) kemarin, Surabaya kembali menjadi jujugan untuk studi banding.
Bedanya, yang datang berkunjung kali ini adalah ibu-ibu (mama) asal Papua
Barat. Ada kurang lebih 100 mama Papua Barat yang tergabung dalam Persekutuan
Wanita Kristen Klasis Manokwari Provinsi Papua Barat yang menjadi peserta
kegiatan magang dan studi banding di Surabaya. Mayoritas dari mereka adalah ibu
rumah tangga.
Selama delapan hari,
24-31 Agustus 2017 mendatang, mereka akan berkunjung ke beberapa tempat untuk
melakukan studi banding dan juga magang dengan mendapatkan beragam pelatihan
keahlian yang sudah terjadwaldari dinas terkait.
Pada Jumat (25/8/2017)
pagi, rombongan ibu-ibu rumah tangga dari Papua tersebut mengunjungi kebun
kibit Wonorejo dan juga Rumah Kompos Wonorejo. Selama di kebun bibit Wonorejo,
mereka mendapatkan penjelasan perihal materi produksi kompos dan teknik
penanaman bibit dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya.
“Tujuan kami ke sini
untuk mengadakan studi banding dan pelatihan berbagai kegiatan yang mungkin
belum ada di kota kami dan kami bisa kembangkan di sana. Seperti sampah ini. Di
sana kami menghadapi masalah sampah. Pengelolaannya belum maksimal. Kesadaran
masyarakat juga belum maksimal. Karenanya, kami ingin mengetahui bagaimana
pengelolaan sampah di Surabaya,” terang Sarce.
Menurut Sarce, berbeda
dengan kondisi geografis di Surabaya yang kebanyakan berupa lahan sempit, di
Manokwari masih berupa lahan luas. Hanya saja, pemanfaatan lahan nya belum
maksimal. “Dengan datang ke sini, kami bisa dapat gambaran ketika pulang nanti
apa yang harus kita buat di sana,” sabung Sarce.
Setelah dari Kebun
Bibit Wonorejo, siang harinya, mereka menuju kantor Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian di kawasan Pagesangan untuk mendapatkan pelatihan pertanian dan
peternakan. Dan mulai Senin (26/8) pekan depan, mereka akan mendapatkan
berbagai pelatihan ketrampilan.
Beberapa pelatihan
tersebut diantaranya menjahit baju perempuan dan baju sekolah, membatik,
membuat aneka salad, cake, es puter dan aneka puding. Juga memasak cap jayd an
fuyung hai, aneka olahan kepiting dan balado udang, aneka mie goreng dan aneka
nasi goreng. Termasuk juga pelatihan membuat hiasan tas, keset, sandal hotel
dan sabun cuci.
“Kami ingin belajar
dan dapat banyak ilmu di sini. Dan di rumah nanti harus diterapkan dan
dibagikan kepada ibu-ibu yang belum ke sini. Harapannya, dengan bekal semua
pelatihan yang kami dapatkan seperti menjahit dan memasak, kami bisa
menciptakan lapangan kerja sendiri. Kami bisa punya penghasilan sendiri,” jelas
Ria Suabey, warga Manokwari yang ikut dalam rombongan studi banding ke
Surabaya.
Kabag Humas Pemkot
Surabaya, Muhammad Fikser mengatakan, kunjungan ibu-ibu dari Papua ini
sebenarnya sudah yang kedua kali. Beberapa bulan lalu, juga ada rombongan
ibu-ibu dari Papua yang berkunjung ke Surabaya dan mendapatkan berbagai
pelatihan keterampilan dari Pemkot Surabaya. Namun, kala itu jumlahnya tidak
sebanyak sekarang.
“Dari kunjungan
pertama itu, ada beberapa ibu-ibu yang sudah berhasil dan membuka usaha
sendiri. Mereka lalu mengajukan permohonan kepada ibu wali kota untuk bisa
kembali mengikuti pelatihan di Surabaya. Mereka berharap ada lebih banyak lagi
yang berhasil setelah mengikuti pelatihan keterampilan di Surabaya,” jelas
Fikser. ( Ham )