Surabaya Newsweek-
Ketua DPRD Surabaya Ir Armuji berpendapat, pelayanan publik di Kota
Frankfurt, Jerman, bisa diterapkan di Kota Pahlawan. Sebab, kota di negara maju
tersebut dinilai memenuhi standar pelayanan kepada masyarakatnya.
Hal itu
diungkapkan Armuji, setelah pimpinan dan sejumlah anggota DPRD Surabaya belajar
mengenal bagaimana pelayanan publik saat berkunjung ke Jerman, Mei lalu.
Sejumlah anggota dewan di Komisi D melihat ada beberapa sektor yang bisa
diterapkan di Surabaya.
Beberapa
sektor yang bisa diterapkan di Surabaya, di antaranya sistem pendidikan,
kesehatan gratis, termasuk pembinaan olahraga sejak dini.
"Ada
banyak yang bisa diterapkan di Surabaya menyangkut pelayanan publik. Seperti
sistem pendidikan dan kesehatan di Kota Frankfurt bisa diterapkan di
Surabaya," kata Armuji, kemarin.
Tak hanya
itu, Kota Frankfurt juga menerapkan sistem perawatan benda cagar budaya untuk
destinasi wisata. "Luar biasa di Frankfurt. Banyak benda cagar budaya yang
ditata dan dilestarikan dengan baik. Kami sangat terkesan," pungkasnya.
Anggota
DPRD Surabaya juga mendapatkan kesan, pemerintah kota setempat sangat memperhatikan
kesejahteraan warganya.
Di negara
Eropa tersebut, pengangguran dibayar oleh negara sebesar 750 euro/bulan. Jika
kurs 1 euro sekitar Rp 15.000, maka seorang pengangguran mendapatkan tunjangan
hidup sekitar Rp 11.250.000/bulan.
“Memang
ini sulit bagi Surabaya. Namun bisa dijadikan rujukan menyangkut sistemnya,”
ujar Armuji.
Menyangkut
layanan pendidikan, tambah Armuji, kota yang hampir mirip dengan Surabaya ini
banyak menyediakan beasiswa.
Para
pelajar di sana, yang sudah menguasai bahasa Jerman dan lolos tes, bisa
mendapat beasiswa sampai lulus. Beasiswa itu tak hanya berlaku bagi warga
Jerman, tapi juga bagi pendatang.
Sistem
pendidikan di Jerman, aku Armuji, memang sudah bagus.
Seluruh lembaga
pendidikan menjamin mereka untuk bisa lulus. Namun sebelumnya,
mereka berhak memilih sesuai minat dan bakatnya. Dimana bisa diketahui sejak
dini atau sejak dari bangku sekolah dasar (SD).
"Mereka
akan dilihat bakat dan potensinya. Kalau suka teknik, mulai sekolah dasar
sampai kuliah akan terus mendalami teknik. Ini fokus dan terarah," tandasnya.
Yang
membuat Surabaya harus berupaya meniru Jerman adalah pendidikan di negara
tersebut tidak ada pungutan biaya apapun. Sistem pendidikan yang digunakan di
sana hampir semuanya menerapkan full day school.
"Sebenarnya
Surabaya sudah memulai ketika otonomi daerah dahulu, pendidikan juga sudah
gratis untuk SMA/SMK. Tapi sekarang jenjang SMA tidak lagi gratis," ujar
Cak Ji. ( Ham )