TUBAN -
Kabupaten Tuban, bukan hanya dihadapkan naiknya jumlah kemiskinan,
tetapi juga masalah gangguan kesehatan masyarakat juga mengalami kenaikan.
Dua persoalan kemiskinan saja yang menjadi pekerjaan
rumah Pemkab Tuban, tapi, juga masalah Human immunodeficiency virus/ Acquired
immunodeficiency syndrome (HIV /AIDS). Sebab, dua masalah besar itu di Bumi
Wali malah semakin bertambah.
Kemiskinan di Tuban yang semula berkisar dari angka
17,04 persen kini meningkat menjadi 17, 16 persen. Sementara masalah HIV/AIDS
sesuai data cenderung meningkat. Padahal diyakini penderita HIV/AIDS yang tidak
melapor atau berobat justru lebih banyak dibanding yang kini ditangani Dinas Kesehatan
Tuban.
”HIV/AIDS itu tidak ada kata berkurang,
penderitanya akan selalu bertambah dari waktu ke-waktu. Karena pada dasarnya
saat kita menemukan 1 orang penderita, minimal
kita akan cari 10 orang lagi yang bersangkutan dengan penderita itu,”
terang Kepala Dinas Kesehatan Tuban, dr Saiful Hadi, Senin (3/7).
Lebih lanjut pria yang juga menjabat Plt Direktur
RSUD Dr Koesma ini menjelaskan di Kabupaten Tuban yang merupakan kota transit
dan semakin majunya industri dari tahun 2000 hingga akhir Juni 2017 tercatat
sebanyak 454 orang penderita HIV/AIDS dengan rincian 51 persen laki-laki 49
persen perempuan.
“Hingga saat ini yang tercatat meninggal akibat
terjangkit HIV/AIDS ada 56 orang. Dari jumlah tersebut yang berprofesi sebagai
PSK menempati posisi paling rendah dan
yang paling tinggi pedagang atau pengusaha yang sering ke luar kota,”
terangnya.
Kadinkes Saiful berharap masyarakat berhati-hati
jaga kesehatan dan hindari hubungan sex bebas agar tidak tertular penyakit
mematikan itu. Menurutnya HIV/AIDS merupakan penyakit belum ada
obatnya.
Upaya mengantisipasi tertularnya penyakit ini rubah gaya hidup lebih
baik, hindari sex bebas dan jangan main perempuan atau ganti pasangan. "
yang paling baik adalah hindari pergaulan bebas dan sex bebas ," pesannya. (cip)