Surabaya Newsweek -
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Muhammad Iqbal melakukan sosialisasi
sekaligus memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan Operasi Sutera tahun 2017. Sutera sendiri merupakan kependekan dari
program “Surabaya Tertib Ramadhan”.
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris
Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan, Dandim yang mewakili Korem, jajaran
Forum Pimpinan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, para
camat dan lurah.
Kapolrestabes Surabaya M. Iqbal dalam
sambutannya mengatakan, tujuan acara ini untuk menyampaikan kinerja dan
dedikasi 3 pilar yang meliputi Pemkot, TNI dan Polri (dalam hal ini camat,
koramil dan kapolsek) terkait pencapaian yang didapat selama operasi sutera
berlangsung.
“Almahdullilah memasuki
hari ke-19 kita dapat menekan angka kejahatan di jalanan secara signifikan
(curat, curas dan curanmor) kurang lebih 70%,” ujar Iqbal di Ruang Sawunggaling.
Oleh karena itu kehadiran kami
semua di sini untuk mengevaluasi dan memotivasi mereka agar, sampai H+7 semakin giat.
Sebab, menurut data yang ada, mendekati hari raya gangguan keamanan khususnya
kejahatan jalanan dan curat rumah kosong kemungkinan akan meningkat.
“Maka dari itu, kami mentrigger TNI dan Polisi untuk
mengoptimalisasi kinerjanya dengan menunjukkan simbol-simbolnya di
tengah-tengah masyarakat bahwa kami hadir untuk melindungi dan memberi keamanan
bagi masyarakat,” tegas Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991 tersebut.
Di lain aspek, sambung Iqbal, tingkat
keberhasilan pengamanan selama bulan puasa dan jelang ramadhan melalui operasi
sutera disebabkan oleh kehadiran 3 pilar di tengah-tengah masyarakat melalui
kegiatan rutin bersepeda, cangkrukan, pengamanan di masjid- masijid saat
teraweh atau sholat subuh, buka bersama dan berbagi takjil. “Pada akhirnya public trust terwujud melalui efort dan kinerja kami dalam menciptakan
situasi aman dan nyaman di tengah masyarakat,” tandasnya.
Ditanya soal target pengamanan
jelang idul fitri, Iqbal menargetkan angka kriminalitas di surabaya zero alias nol kriminalitas. Dengan
menerjunkan 1.500 personil selama bulan ramadhan ini tim akan melakukan
pengamanan di sejumlah titik.
“Mulai dari SPBU, tempat pegadaian,
pusat perekonomian dan perbelanjaan, melakukan pengawasan di terminal,
meyakinkan terminal aman, dan memperlancar arus lalu lintas,” tegas Iqbal.
Selain 3 pilar, adapun peran camat,
lurah, dan RT/RW yang sangat signifikan dalam membantu keamanan di
kampung-kampung atau perumahan. Baginya, mereka adalah ujung tombak yang
pertama kali mengetahui embrio (bibit yang bermasalah). Dan ketika embrio
tersebut sudah terdeteksi diharapkan secepat mungkin berembuk, duduk bersama
TNI dan Polri untuk memadamkan permasalahan yang ada, sehingga, ditemukan
solusi dari hasil obrolan tersebut.
“Kami semua berharap camat, lurah
dan RT/RW berperan aktif bukan reaktif karena itu peran yang diharapkan dari
mereka. Karena jika mereka tidak proaktif akan terjadi ganguan keamanan yang
merugikan segala aspek, rugi generasi muda dan dukungan anggarannya (meliputi
banyak hal),” ujar pria asli Palembang tersebut.
Iqbal juga menghimbau kepada
masyarakat yang mudik lebaran agar mengkomunikasikan dengan RT/RW setempat agar
didata oleh 3 pilar sehingga sistem keamanan lingkungan mudah dibentuk.
“Jangan sampai terjadi hal-hal yang
tidak kita inginkan, seperti lupa mematikan listrik dan kompor,” urai mantan
Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Sementara itu, Sekretaris Kota
Surabaya Hendro Gunawan mengapresiasi kinerja dari jajaran tiga pilar.
Menurutnya, sepak terjang operasi sutera yang baru pertama kali diadakan di
Indonesia sudah berhasil dan sangat luar biasa.
“Sikap dan etos kerja mereka patut
diacungi jempol dan mampu dijadikan sebagai pilot
project di semua daerah,” ungkap Hendro.
Ke depan Pemkot akan terus menjalin
komunikasi dengan jajaran kepolisian serta TNI sekaligus mendukung segala bentuk
kegiatan untuk meredam atau menekan aksi kejahatan di surabaya.
“Dengan
bersilahturahmi dan berbuka bersama akan memupuk rasa kekeluargaan antar
instasi pemerintah dan masyarakat,” terangnya. ( Ham )