Surabaya Newsweek- Bahayanya proyek Jaringan Gas ( Jargas ), PT Perusahaan Gas Negara ( PGN ) Persero Tbk, untuk sambungan rumah tangga di Surabaya, akhirnya menuai insiden kebocoran pipa gas dan mengeluarkan lidah api, serta meresahkan masyarakat diwilayah Kupang Krajan Surabaya.
Pasalnya, pipa yang dipasang oleh kontraktor pelaksana PT Hutama Karya (Persero) sejak
2016 itu rawan bocor dan bisa meledak dan
perlu diketahui bahwa pipa jaringan gas tersebut di produksi oleh PT Indopipe.
Mantan Direktur Marketing
PT Indopipe Rini Retno Wulan menjelaskan
bahwa, yang dipasang sebagai instalasi tersebut, tidak sesuai dengan
persyaratan dan standarisasi, bahkan, pipa yang yang di produksi oleh PT
Indopipe, hanya mengacu pada sertifikasi lemigas ISO 4437 Tahun 2009.
“Idealnya, ketika proyek gas pipa yang diresmikan pada 7 Mei 2017, saat
itu juga produksi pipa gas harus di uji , bukan berpedoman pada sertifakat Lemigas
ISO 4437 Tahun 2009, menurutnya itu tidak relevan,”ujar Rini
Rini juga mengatakan kebocoran pipa gas penyebabnya banyak idealnya, pipa jaringan gas harus menjalani uji sebelum dipasarkan, kalau kwalitasnya sudah teruji maka, tidak perlu khawatir bocornya, karena bisa jadi kesalahan dari pemasangan instalasi.
Sementara itu komisi C berencana akan menjadwalkan hearing lanjutan dengan mengundang PT Indopipe untuk menjelaskan soal kwalitas pipa produksinya yang dipakai untuk jaringan Gas di Surabaya.
“Seharusnya pipa yang dipasang di Jargas harus bersertifikasi internasional, untuk jaminan keamanan,”tandas Ketua Komisi C Saifudin Zuhri.
Hearing yang dilakukan oleh komisi C, karena adanya insiden kebocoran pipa Jagas di kupang Krajan, yang sempat menimbulkan lidah api, yang mengakibatkan resahnya warga yang ada diwilayah tersebut.
Sementara Kristian Widagdo Humas PT PGN Divre Jatim usai hearing dengan Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, tekanan gas bumi di pipa PGN, seperti hembusan nafas, sehingga dipastikan tidak akan meledak meskipun ada kebocoran.
“Tekanan gas bumi di pipa PGN , seperti hembusan nafas , saya pastikan tidak akan meledak , kalau di Kupang Krajan, disebabkan karena anak-anak bermain api di pipa gas yang bocor. Tapi bisa segera langsung diamankan,”ungkapnya.
Kristian Widagdo tidak menyangkal kalau pipa gas PGN beresiko bocor, seperti yang terjadi di Kupang Krajan, ia mengatakan bahwa bocor pipa tersebut, karena gigitan tikus. Tapi itu bukan karena kwalitas yang jelek sebab semua pipa gas kwalitasnya sama.
“Bocornya pipa gas yang ada di Kupang Krajan disebabkan karena, gigitan ular dan kwalitas pipa gas semuanya sama, kalaupun ada yang bocor itu aman, sebab bocor gas bisa menguap lewat rongga tanah sehingga mengurangi resiko ledakan,”tambahnya.
Jaringan Gas di Kupang Krajan merupakan bagian dari proyek Jargas PT PGN senilai Rp 285,2 miliar, yang belum satu bulan diresmikan oleh , Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada 7 Mei 2017 lalu. ( Ham )