Surabaya Newsweek- Usaha Pemerintah Kota ( Pemkot )
Surabaya, untuk menekan Angka kelahiran menuai hasil, terbukti selama triwulan I (Januari-April 2017) angka kelahiran mengalami penurunan. Pesan ini tertuang dalam Rapat Kerja
Daerah (Rakerda) yang diadakan oleh Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) di Ruang Pola Badan Perencanaan
Pembangunan Kota (Bappeko).
Kegiatan
ini dibuka sekaligus dihadiri oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, beberapa
orang dari unsur satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait tingkat Kota
Surabaya, Dandim, Polrestabes, Camat, Lurah dan Tim Penggerak (TP-PKK) Kota dan
Kecamatan.
Menurut Kepala
DP5A Kota Surabaya Nanies Chaerani, tahun ini dirinya menargetkan 600 akseptor
KB di surabaya. Masing-masing target tersebut telah diawali dengan capaian
peserta KB MOW (Metode Operasi Wanita) sebanyak 500 orang atau sekitar 25
persen, sedangkan MOP (Metode Operasi Pria) sebanyak 100 orang atau sekitar 73
persen.
“Sejak
awal kami memang tidak menargetkan terlalu banyak ya, sebab kebanyakan dari
pihak laki-laki menolak dengan alasan takut atau memang tidak mau menggunakan
metode tersebut,” terang Nanis.
Banyaknya
(MOP/W) yang dilakukan oleh bapak atau ibu-ibu, lanjut Nanis pada akhirnya
berdampak pada jumah kependudukan di surabaya. Artinya, tingkat kelahiran di
surabaya berada di titik rendah baik pada tingkat kota, provinsi dan nasional.
“Di
tingkat kota sebesar 1,7 persen, provinsi 1,9 persen dan nasional 2,6 persen,
ini sangat rendah dibandingkan kota-kota lain yang ada di Indonesia,” terang
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Humas tersebut.
Selain
itu, pihaknya juga melakukan penandatangan MOU
(berlangsung tadi pagi), dengan RS. Muji Rahayu. Baginya, semakin banyak
menggandeng RS maka akan mempermudah dan
mempercepat pelayanan bagi warga yang ingin memasang alat kontrasepsi tersebut.
“Berkaca
dari pengalaman tahun lalu, ada RS yang diajak kerjasama namun tidak bisa
melayani karena keterbatasan tim medis serta, meningkatnya volume pasangan yang
ingin mendaftar hingga pada akhirnya mereka enggan untuk diajak kembali,”
pungkas Nanis.
Adapun
poin-poin yang dibahas dalam rakerda tersebut yaitu, menindaklanjuti
penyelenggaraan Rakorda Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, program Kependudukan, KB dan pembangunan keluarga.
“Selain
itu, acara ini turut mendukung program nawacita yang dicanangkan oleh presiden
Jokowi,” ujar Mantan Camat Kenjeran itu.
Sementara
itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan selain mensosialisasikan
program KB dan pembangunan keluarga untuk meredam tingkat kelahiran sehingga pola
kependudukan di surabaya stabil, dirinya juga menghimbau agar seluruh elemen
yang hadir mampu mencari, mengolah dan mendidik anak-anak dari segala lini
khususnya di bidang pendidikan dan pembinaan karakter.
“Saya
kencang dalam hal ini agar, tercipta generasi penerus yang berkualitas
sehingga kelak kehidupan mereka bisa sejahtera dan yang paling penting, mampu
menjadi tuan dan nyonya di rumahnya sendiri,” tegas Risma. ( Ham )