SURABAYA -
Panggung ‘the
real politic’Partai
Golkar (PG) Jatim digebrak oleh Ketua Umum PG Drs. H. Setya Novanto, Ak (Ketum
SN) pada medio April 2017 kemarin, dengan membatalkan pelantikan jajaran Pengurus PG Jatim. Dan Ketum SN, tampaknya juga sengaja melakukan ‘shock
culture’
dengan sebut bahwa elektabilitasnya PG
Jatim tersisa
3,5%.
Tentu
itu tamparan pedas dan pahit
bagi seluruh Pengurus PG Jatim yang diketuai oleh Drs. Ec. H. Nyono Suharli
Wihandoko dan Sekretarisnya Ir.
H.
Gesang Budiarso, MH. Apalagi
Ketum SN minta segera
revitalisasi pengurus dengan ditambahkan Ketua Harian. “Saya terpaksa
membatalkan pelantikan ini, dan perlu revitalisasi yang disertai adanya Ketua Harian di tubuh
PG Jatim ini dalam tempo 3 hari,
“ tandas SN, sebutan akrab yang diakronimkan oleh kaum jurnalis itu.
Nah,
sebulan kemudian hasil revitalisasi Pengurus PG Jatim 2016-2021 baru dilantik
oleh Ketum SN di awal Mei 2016 yang tepatnya hari Sabtu Legi tanggal 6 Mei 2017 di Graha
Beringin jalan A, Yani Surabaya. Namun Ketum SN ini sebelumnya juga bikin kejutan secara
terbuka, ketika di acara Jambore AMPG Jatim yang diikuti sekitar 600 orang di
Jombang itu dalam pidatonya diawali
dengan mengumumkan nama-nama hasil revitalisasi jajaran Pengurus PG Jatim.
“Perkenalkan Ketua Harian PG Jatimnya saudara
Dr. H. Freddy Poernomo, SH, MH dan Sekretarisnya saudara Sahat Tua Simanjuntak,
SH,” lontar SN di tengah terik matahari, waktu itu, dan suasana jambore berubah riuh merespon pidato itu,
sesaat.
Sebenarnya,
kabar burung pergantian Sekretaris dan diperkuat adanya Ketua Harian sudah
beredar dua tiga minggu sebelumnya. Tapi dibuat kejutan oleh DPP PG ketika yang
mengumumkan secara terbuka di public adalah Ketum SN, dan jika ditelisik
rencana pelantikan medio April 2017 yang
batal itu
sebenarnya sudah tidak dikehendaki oleh SN, apalagi SK Revitalisasi ini bernomor Kep-
217/DPP/GOLKAR/IV/2017, ternyata dibuat di Jakarta tertanggal
13 April 2017 sehingga jelas ploting pelantikan tertanggal 16 April 2017 oleh
jajaran PG Jatim adalah kontra produktif dengan kebijakan jajaran DPP Partai
Golkar.
Mengapa
terkesan tanpa komunikasi manis, inilah bagian dari shock culture politic ala Ketum SN
terhadap PG Jatim
yang hampir
setahun dinamikanya cukup ‘tinggi dan panas dalam’, meski demikian gejala itu
sudah diantisipasi oleh pihak jajaran Humas PG Jatim dengan memberi saran
agar Pelantikan Medio April 2017 itu ditunda dan dikomunikasikan secara harmoni
dengan DPP PG, khususnya dengan
Ketum SN.
Dan
Ketua Nyono pun merespon positif tapi nyatanya tetap ‘dipaksakan’ pelaksanaannya sehingga terjadilah ‘tamparan manajerial’ yang
membuat wajah elite Pengurus PG Jatim tampak merah padam, dan berita pembatalan
pelantikan ini oleh kaum jurnalis dianggap kemarahan besar Ketum SN kepada
Kepemimpinan Nyono dan Gesang?
Kini
Ketum SN datang kembali untuk melantik Duetnya Ketua Nyono dengan Sekretarisnya
Sahat atau sebutan populernya Duet NS dalam tubuh PG Jatim kali ini, dan apakah cemerlang nasib PG Jatim di tahun
2018 dan 2019 di tangan
dinginnya Duet Sang NS itu?
Selain
nama Sahat dan Freddy yang melambung, dalam pengurus PG Jatim hasil proses
revitalisasi itu disegarkan oleh beberapa nama tokoh seperti H. Sambari yang
bupati Gresik ini masuk sebagai Waket bidang Kaderisasi dan Keanggotaan disusul
pensiunan jenderal TNI bintang dua Istu
Hari Subagio yang memperkuat bidang Hankam. Sedangkan tokoh muda
Otje Rao yang sudah 15 tahun di Soksi dan PG Jatim itu harus legowo dengan
tidak lagi bertenggernya nama dia, karena tidak aktif dan istrinya Pengurus
Partai Gerindra yang mantan anggota DPRD Jatim itu.
Menurut
Sahat T. Simanjuntak, bahwa PG Jatim akan lebih optimis dalam songsong nasib
cemerlangnya PG dengan diawali semangat kekeluargaan dan kekentalan setia
kawan, yang kemudian disertai kompak kerja dalam merengkuh hati dan aspirasi
rakyat secara nyata.
“Jujur
saja, ini era yang muda yang bekerja demi nasib rakyat Jatim dan kesejarahan PG
Jatim yang monumental. Kami semua akan kompak bekerja dan memajukan PG Jatim
untuk meraih kursi 15-17 buah yang kini jumlahnya 11 kursi di DPRD Jatim, saya
yakin tercapai target secara rasional
itu dengan kerja keras yang rasional konkrit pula,” ungkap Sahat yang Ketua fraksi PG di DPRD Jatim, dan ia pun
optimis bertambah kursi itu, terkait adanya
pengembangan dapil di Jatim pada Pileg 2019, nanti.
Sahat
dan team worknya, dalam pelantikan yang
monumental itu disisipi kejutan khusus dengan memberikan
sentuhan kepada Ratusan Modin di Surabaya,
modin di kalangan rakyat Jatim termasuk tokoh masyarakat sebagai ujung tombak bagi nasib
kaum Islam, yang khususnya berkenaan
soal perkawinan dan kematian bagi tiap
keluarga yang tinggal di pedesaan maupun perkampungan di seluruh pelosok Jatim.
“Para modin itu merupakan tokoh yang paling
terdepan di mata hati rakyat, dan semoga sentuhan khusus PG Jatim akan
berdampak strategis bagi perbaikan nasibnya yang diperkuat oleh UU, sebagaimana
nasib kaum Pembantu Rumah Tangga yang dulu juga diawali oleh sentuhan strategis
oleh Golkar. Inilah suara Rakyat, suara Golkar,” pungkas Sahat yang juga
alumnus Ubaya ini. (mashur)