SURABAYA - Di tengah puncak
peringatan Hari Pers Nasional 2017, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jatim di
Gedung Negara Grahadi Surabaya, menorehkan guratan sejarah tinta emas dengan
memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh besar yang di antaranya Dr. SBY
Presiden RI ke 6, Ir. Haji Ridwan Hisjam, Haji Tatang Istiawan, Haji Bambang Sujanto,
dan tokoh-tokoh Birokrat, Pengusaha dan Perbankan maupun Lingkungan Tebu
Rakyat.
Namun yang menarik adalah sejarah perjalanan Haji
Ridwan Hisjam, yang bergerak dan berjuang dari mahasiswa sampai hari ini di
jajaran DPR RI, ia masih setia memperjuangkan nasib rakyat tanpa melihat latar
belakang etnis dan agama (Bhinneka Tunggal Ika).
Panggilan akrabnya
Tatok ini alumnus fakultas Perkapalan ITS itu dibuktikan pengabdian dan
cintanya kepada rakyat maupun bangsa Indonesia dengan memilih Komisi X di DPR
RI yang membidangi Pendidikan, Kesra, Kebudayaan dan pemberdayaan Manusia
Indonesia.
“Alhamdulillah dan terima kasih, saya sebagai
orang Surabaya ini diberi penghargaan sebagai Tokoh Nasional di bidang
Pemerintahan. Dan alasan inilah oleh teman teman Panitia HPN 2017 diberinya
penghargaan tersebut, khususnya terkait bidang Pemerintahan dan Legislasi saya selaku
wakil rakyat yang tak terlepas dengan Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya.
Oleh sebab itu saya menerima amanah sekaligus spirit untuk lebih kuat lagi
memperjuangkan nasib rakyat terkiat kecerdasan dan kesejahteraannya,” tandas
Tatok, singkat dan padat.
Haji Ridwan memang
konsisten berjuang, termasuk bagaimana menyelamatkan Gedung Golkar Jatim yang
dibakar ‘lawan politik’ dan ia pula
sejarah keberhasilan dengan meraih 15 kursi di DPRD Jatim, sedangkan di
tingkat nasional Ridwan bersama Dr. Akbar Tanjung menyelamatkan Partai Golkar
di tengah arus Reformasi, kala itu.
Tentunya juga tak ada
hidup semulus air mengalir dan puncak kejayaan diraih tanpa pengorbanan, Tatok
pum kerap mendorong berbagai lembaga pendidikan dan diskusi yang mencerdaskan
di Malang, Surabaya, Jakarta, Jogjakarta sampai gelanggang Internasional. Dan
paling masygul, ketika ia hari Sabtu Pagi di Malang mengundang para tokoh
pendidikan, rektor dan dekan dari berbagai pergurua tinggi nasional itu untuk
mengkaji dan berbagi pencerahan, tapi sore harinya sekitar jam 18.00, putri
tunggalnya tersayang yang dokter mata alumnus Unair ini dipanggil mendadak oleh
Sang Khalik untuk kembali ke RahmatullahNya, semoga almarhumah yang dikenal
baik dan nyemanak ini khusnul khotimah. “Ya, Nur Fitriah itu
sebenarnya sudah berisyarat sekitar 40 hari sebelumnya, dengan bercerita adanya
cahaya putih besar dalam mimpinya yang ternyata itu adalah Malaikatulloh. Kami
ikhlas dan mohon maaf atas segala salah dan khilafnya putriku Fitriah, doakan
pula, aamiin.” ungkap Haji Ridwan Hisjam, sang tokoh nasional itu memungkasi
sementara ini.(mashur)