PONOROGO - Meski pencarian korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan
Pulung, Kabupaten Ponorogo dihentikan, namun hingga kini 9 alat berat masih
tertahan di lokasi. Hal itu karena akses jalan masih tertutup material tanah.
Kepala Pos SAR , Asnawi Suroso
mengatakan, jalan yang masih tertutup material longsor tersebut merupakan akses
satu-satunya yang bisa dilalui alat berat, sedangkan akses yang lain kondisinya
sempit dan berbahaya. Yang tertahan atau terjebak itu termasuk eskavator milik Basarnas,
sebelumnya beroperasi di sektor A, imau ke lokasi longsor untuk memeriksa
kondisi di lapangan.
Setelah itu karena sulitnya medan
jalan dan kesulitan untukmelanjutkan evakuasi di karenakan ada longsor
susulan dan dikwatirkan akan ada korban
lagi ,untuk itu sudah beberpa hari proses pencarian Korban dihentikan.
Menurutnya, hari ini tim tanggap
darurat melakukan upaya pembersihan material longsor yang menutup badan jalan.
Sehingga seluruh eskavator bisa dikeluarkan, serta mempermudah akses masyarakat
yang ada di sekitar lokasi bencana alam. Asnawi berharap cuaca cerah dan
proses pembersihan material longsor bisa dilakukan dengan maksimal.
Disinggung terkait penataan kawasan terdampak
bencana, Asnawi mengaku hal itu kewenangan dari pemerintah daerah. Pihaknya
hanya fokus pada operasi pencarian beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya,
longsor terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten
Ponorogo, Sabtu (1/4).
Akibatnya puluhan rumah penduduk
tertimbun dan 28 warga dinyatakan hilang. Dalam pencarian dengan tim gabungan
selama sepekan, hanya empat korban yang berhasil ditemukan, sedangkan 24
sisanya masih hilang. Pencarian akhirnya dihentikan,
sesaat setelah terjadi longsor susulan. Penghentian terpaksa dilakukan, karena
kondisi material tanah yang longsor cukup berbahaya bagi tim SAR gabungan. (man)