BANGKALAN
- " Don't judge the book from cover". Begitu pepatah orang inggris
bilang. Jangan nilai buku dari sampulnya. Sampul tidak seluruhnya menyampaikan
secara persis isi buku. Sebab itu maknanya jangan cepat tergiur oleh kulit
luar.Karena kulit luar tak seluruhnya menggambarkan isinya.
Isi lebih kompleks daripada
kulit.Isi mengandung kompleksitas yang lebih tinggi daripada yang dikandung
oleh sampul. Berikut beberapa pandangan kompleksitas Identitas Bangkalan kota
Dzikir dan Sholawat dari beberapa anggota DPRD Bangkalan yang yang beberapa
waktu lalu di deklarasikan di Tangkel, Kecamatan Bourneh Kabupaten Bangkalan,
Sabtu ( 31/12)
Nur Hasan, S.Pd, M.Si, politisi asal
Partai Persatuan Pembangunan angkat bicara tentang identitas bangkalan kota
dzikir dan sholawat, " perlu saya sampaikan disini, bangkalan sebagai kota
dzikir dan sholawat diperlukan, karena dapat menjadi respons positif dari
pengaruh budaya luar yang tak bernafaskan Islam.Soal pemerintah, kiranya perlu
didorong melalui APBN/APBD dapat merealisasikan program-program progresif yang
dapat mendorong dan meneguhkan identitas kota dzikir dan Sholawat. "
segera Perda-kan, Bangkalan Kota Dzikir Dan Sholawat ". ungkapnya, Kamis
(5/01) di kantor DPRD Bangkalan.
Menurutnya, deklarasi kota dzikir
dan sholawat adalah wujud kesadaran masyarakat bangkalan oleh sebab itu sangat
penting akan adanya keselarasan dan kontekstualisasi dalam kehidupan.
"Jadi dengan identitasnya Bangkalan kota Dzikir dan Sholawat seyogyanya
dapat memainkan peran yang di maksudkan, dapat mewarnai kesadaran secara
kolektif masyarakat, menjadi corak berbagai sendi kehidupan di kabupaten bangkalan
".
Di katakan juga oleh Ach. Hariyanto,
S.Sos, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa. " Bangkalan kota dzikir
dan sholawat, tentu dengan memahaminya sebagai kontekstualisasi ajaran Islam
itu sah-sah saja. Kontekstualisasinya inilah yang jauh lebih essensial di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Jadi jangan sampai nanti dengan
bangkalan kota dzikir dan sholawat dirusak dengan prilaku yang tidak
mencerminkan ajaran-ajaran Islam. Seperti penyalahgunaan Narkoba, begal, judi
atau bentuk-bentuk tindak kejahatan yang lain.
Drs.H.M. Muhajir, yang juga anggota
DPRD Fraksi Kebangkitan Bangsa tak ketinggalan juga angkat suara bahwa,
Bangkalan kota dzikir dan sholawat mesti dimaknai tak hanya secara simbolis
namun yang jauh lebih penting adalah implementasinya dalam kehidupan nyata.
" semoga dengan bergesernya mainset
masyarakat bangkalan sebagai kota dzikir dan sholawat, jangan hanya judulnya
tapi juga isinya, maksudnya jangan sampai identitasnya kota dzikir dan sholawat
tapi di dalamnya narkoba, itu yang tidak kami inginkan".Pungkasnya. (Yit)