Surabaya
Newsweek- Ketua Komisi A DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto mengatakan,
Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB dan Linmas) yang
baru dibentuk Pemkot Surabaya memiliki tugas tak ringan.
Dia minta satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
ini segera memiliki standard operating procedure (SOP) agar di lapangan
nantinya bisa bergerak lincah dan cepat dalam menangani sebuah peristiwa
bencana.
Herlina berharap, BPB dan Linmas yang dipimpin
Kasatpol PP Irvan Widyanto sebagai pelaksana tugas, nantinya bisa menerapkan
operasi dengan cepat dalam sebuah koordinasi yang tidak berbelit ketika sebuah
bencana mendadak terjadi.
Misalnya, jika ada bencana maka anggota BPB dan
Linmas sudah harus di lokasi berapa lama.
"Jika banjir, maka perahu karet paling cepat
harus tiba di lokasi dalam tempo sekian menit, dan komando operasi
penanggulangannya seperti apa. Skill pasukannya sudah terlatih atau perlu
dididik khusus lagi," kata Herlina, kemarin.
Menurutnya, SOP saat ini harus dirumuskan.
Mungkin selama ini, tambah Herlina, persoalan bencana telah ditangani Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana (Satlak PB) di bawah koordinasi Bakesbangpol Linmas
sehingga perlu penyesuaian.
"Bakesbangpol Linmas kan sudah dipecah. Linmas
digabung ke BPB, satpol yang dulunya dicap tukang gusur, musuh PKL, sekarang
ini bergeser. Penertiban bisa humanis dan mengedepankan persuasive, sehingga
tidak membuat gaduh kota. Kalaupun masih ada kekurangan itu biasa dan harus
menjadi evaluasi," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Surabaya akhirnya
membentuk BPB dan Linmas. Selama ini masalah bencana yang terjadi di Kota
Pahlawan ditangani Satlak PB di bawah koordinasi Bakesbangpol Linmas.
Bakesbangpol yang sekarang dipimpin Pelaksana
Tugas (Plt) Asisten I Yayuk Eko Agustin rencananya akan ditarik pusat dan
menjadi badan sendiri di bawah kontrol pemerintah pusat langsung.
Kepada wartawan, Kabag Organisasi dan Tata
Laksana (Ortala) Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto mengatakan, peran Satlak PB
Kota Surabaya tidak akan dihilangkan meski sudah mempunyai BPB dan Linmas.
"Pengertian kami, BPB itu bukan hanya
bekerja saat terjadi bencana. Tapi bagaimana mengedukasi masyarakat, memberikan
sosialisasi, memberikan simulasi bencana misalnya bagaimana cara berlindung
saat terjadi gempa," jelas Ifron.( Ham
)