Surabaya Newsweek- PDAM Surya Sembada Surabaya berencana menaikkan
tarif air pada tahun 2017. Sekretaris PDAM Surabaya, Sayid M. Iqbal mengungkapkan,
alasan untuk menaikkan tarif, karena selama 11 tahun, sejak tahun 2006,
tariff air PDAM tak pernah naik. Padahal, biaya operasional dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan secara signifikan.
“Meski ada tambahan pelanggan, tapi sebagian besar masyarakat
berpenghasilan rendah” terangnya
M. Idbal menegaskan, pertambahan pelanggan yang notabene
adalah masyarakat miskin, justru mengurangi pendapatan. Pasalnya, masyarakat
yang pasang jaringan baru berada di lahan yang tak jelas, dan sekitar 85 persen
lebih pelanggan PDAM mendapatkan subsidi.
“Harga Prokok Produksi Rp. 2.100 per meter kubik. Sedangkan untuk
rumah tangga sangat sederhana 10 meter kubik pertama tarifnya hanya Rp. 350,”
ujar Iqbal
Akibat mjurahnya tariff PDAM, pemakaian air warga Surabaya justru
melebihi penggunaan air warga kota. Ia mengungkapkan, pemakaian air para
pelanggan PDAm untuk kota besar rata-rata 140 liter per orang per hari.
Sementara, penggunaan air PDAM di Surabaya tiap orang per hari mencapai 190 –
200 liter.
“Jauh di atas rata-rata, boros. Ini karena tarifnya murah,”
paparnya
Sayid M Iqbal menegaskan perlunya edukasi ke pelanggan untuk hemat
air. Karena secara kuantitas, pasokan air bisa berkurang akibat aliran air dari
sumbernya di Malang melewati 17 kabupaten kota. Kemudian, dari sisi
kualitas, karena jauh dari sumbernya , praktis hanya dapat sisa-sisa yang
secara kualitas kurang bagus.
“Makanya cara yang paling mudah, adalah dengan menaikkan tariff.
Tapi masih kita kaji dan hitung,” papar Mantan Kahumas PDAM
Iqbal mengakui, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkot
Surabaya, pihaknya tak semata-mata berorientasi pada prifit atau keuntungan.
Pemerintah kota berharap, masyarakat miskin dapat akses air bersih. Meski, jika
dibandingkan dengan daerah sekitarnya, seperti Gresik dan Sidoarjo, sebenranya
taif air PDAM jauh lebih rendah.
“Karena untuk rumah tangga sangat sederhana, sederhana hingga
menengah masih kita subsidi,” tandasnya