BONDOWOSO – Pemerintah telah menyalurkan dana APBN yang
cukup besar kepada tiap-tiap lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di
Indonesia tahun anggaran 2016. Salah satunya Kabupaten Bondowoso, yang telah
mendapat alokasi dana APBN yang cukup besar diperuntukkan bagi lembaga PAUD melalui
Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso.
Dari dana sebesar itu, oleh pemerintah telah dikeluarkan
petunjuk teknis (juknis) bagi lembaga PAUD diantaranya, bagi yang mempunyai
siswa dan siswi di bawah 10 mendapat bantuan anggaran sebesar Rp.600 ribu per siswa,
sedangkan 11 sampai 20 siswa mendapat anggaran sebesar Rp.7.200 ribu, 20 sampai
30 siswa mendapat Rp.12 juta, 30 sampai 40 siswa mendapat Rp.18 juta, sedangkan
yang mempunyai 40 siswa keatas mendapat bantuan sebesar Rp.24 juta. Bahkan
diduga kuat dana yang di terima oleh tiap-tiap lembaga PAUD diharuskan menyetor
kepada oknum sebesar 3% dari total anggaran yang diterima.
Sekedar diketahui dana yang diterima oleh tiap-tiap lembaga
PAUD digunakan untuk kegiatan PMT, Parenting, Transpot pendidik, kegiatan
gugus, pelatihan, pembelian APE dalam, APE luar, sarana dan prasarana, ATK dan
lain sebagainya. Anggaran tersebut disesuaikan dengan kebutuhann masing-masing
lembaga PAUD.Dan untuk pembelian Alat Peraga Edukatif (APE) permainan PAUD,
bagi tiap lembaga PAUD di anggarakan tergantung bantuan yang diterimanya ada
yang Rp.1,5 juta, dan
ada yang mencapai Rp.4 juta.
Secara juknis pembelian alat peraga edukatif dalam,
seharusnya dilakukan secara swakelolah. Namun sangat disayangkan, pembelian
alat peraga edukatif permainan PAUD tersebut, terindikasi di kondisikan oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso kepada beberapa rekanan yang telah
ditunjuk oleh Diknas.
Namun sangat disayangkan ternyata barang yang sudah
dipesan oleh lembaga PAUD yang dikondisikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso
berupa alat peraga edukatif dalam, ternyata hanya berupa permainan alat peraga
dan buku adminitrasi lembaga. Dan itu jika dibeli dipasaran totalnya kurang
lebih Rp.500 ribu, dan bagaimana pertanggung jawaban tiap-tiap lembaga yang
hanya menghabiskan Rp.500 ribu,..? sedangkan barang yang dipesan kepada rekanan
ada yang Rp.1,5 juta, dan
ada yang Rp.4 juta.
Setelah media Soerabaia
Newsweek melakukan investigasi ke beberapa lembaga PAUD yang ada di
Bondowoso bertemu dengan salah satu Kepala PAUD yang tidak mau disebut namanya
menyampaikan, bahwa penerima bantuan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
Bondowoso kepada lembaga PAUD bervariasai tergantung banyaknya siswa, bahkan
tiap lembaga PAUD diwajibkan menyetor uang 3% dari total anggaran yang sudah di
terima kepada Dinas, melalui Ketua Himpaudi (Himpunan Pendidikan Anak Usia
Dini) di tiap-tiap kecamatan.
Ia menambahkan, sedangkan pembelian APE kepada rekanan yang ditunjuk langsung oleh Dinas ternyata barang tersebut tidak sesuai dengan
harapan, bahkan barang yang seharusnya mencapai Rp.1,5 juta, ternyata setelah dihitung membeli di
pasaran total harganya sekitar Rp.500 ribu, terangnya.
LSM JARAK (Jaringan Anti korupsi) memberikan rilisnya
pada redaksi Soerabaia Newsweek menyatakan,Meski
pengelolaan dana itu harusnya adalah dilakukan secara swakelola, sebenarnya
ratusan lembaga PAUD itu tidak keberatan ketika terindikasi bahwa oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten
Bondowoso dikondisikan dan diminta agar saat membeli alat peraga pendidikan atau
alat permainan untuk PAUD, mereka harus membeli produk dari produsen
peraga pendidikan CV Wardhana yang beralamat di jalan Kalibutuh nomor 62
Surabaya.
Bahkan
saat lembaga PAUD dibuatkan surat pesanan yang seragam untuk membeli peraga
pendidikan & permainan PAUD kepada perusahaan-perusahaan
suplier (CV-CV) yang ditunjuk oleh Dinas
Pendidikan dan CV Wardhana, lembaga PAUD ya
menurut saja. Meskipun itu berakibat mereka tidak bisa
membeli peralatan yang sesuai dengan kebutuhan masing2 lembaga PAUD.
Persoalan
baru menghangat ketika, perusahaan2 suplier itu, tidak mau mengantarkan alat
peraga dan permainan PAUD kepada masing-masinglembaga
PAUD. Padahal, menurut ketentuan yang berlaku, seharusnya
pembelian barang harganya termasuk diantar sampai masing2 lembaga PAUD,
kata Bambang Tribuono.
Yang
terjadi adalah, bahwa peralatan peraga & permainan PAUD dari produsen CV
Wardhana, dikirim ke kantor Dinas Pendidikan
tingkat kecamatan, dan masing2 lembaga PAUD diminta mengambil sendiri barang
tersebut ke kantor Dinas Pendidikan
tingkat kecamatan masing-masing.
Sebenarnya
hal ini juga dipahami oleh lembaga2 PAUD, karena terindikasi semua perusahaan
suplier itu hanya formalitas dan tidak tahu lokasi masing-masing
lembaga PAUD dan toh semua barangnya adalah dari produsen yang sama.
Tetapi
ternyata barang yang harus diambil di masing2 kantor dinas pendidikan
tingkat kecamatan itu hanya berupa permainan boneka panggung ditambah
kelengkapannya yang hanya sejumlah 1 kantong plastik. Dan itu jika dibeli
dipasaran harganya total hanya sekitar Rp. 800.000.
Beberapa
lembaga PAUD menolak untuk mengambil barang tersebut karena khawatir,
bagaimana nanti membuat laporan pertanggungjawaban keuangan, karena anggaran
Rp. 4 juta, kok cuma mendapat barang seharga Rp. 800.000, padahal dalam
pertanggungjawaban tetap tertulis bahwa itu seharga Rp. 4 juta.
Tetapi
banyak lembaga yang tetap mengambilnya, karena selain sudah membayar uang muka
sehingga daripada sama sekali tidak mendapatkan barang, mendingan tetap
mengambil meski jumlahnya sedikit. Juga khawatir jika di masa selanjutnya
lembaga mereka tidak dimasukkan lagi dalam usulan lembaga yang akan mendapatkan
bantuan dari dana pemerintah.
Rachmad
Sudiono, seorang pengamat pendidikan Bondowoso, mengatakan bahwa seharusnya
semua lembaga PAUD tidak meributkan hal itu. "Mereka
harusnya tahu diri, kan mereka sudah diberi dana bantuan oleh dinas pendidikan
kabupaten Bondowoso. Tentunya sebagai pihak yang memberi bantuan, dinas
pendidikan lebih tahu persoalan", kata Sudiono.
"Heboh
itu kan karena masyarakat disekitar yang tidak tahu persoalan sebenarnya ikut-ikutan
menyoroti hal yang bukan bidang mereka. Ditambah lagi ada LSM melaporkan,
padahal LSM itu tidak tahu mekanisme kegiatan ini. Untuk itu lembaga PAUD yang
sudah menerima bantuan dana dari Dinas
Pendidikan Bondowoso, sebaiknya tetap mengikuti
proses yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
& CV Wardhana. Karena dipilihnya produsen dan perusahaan-perusahaan
supliernya itu oleh dinas pendidikan untuk mensuplai kebutuhan PAUD di
Bondowoso, tentunya sudah melalui pertimbangan yang matang ", tambahnya.
"Soal
barang yang hanya disuplai jumlahnya sedikit, jangan langsung berprasangka ada
korupsi. Karena selain untuk belanja barang, bukankah untuk rapat-rapat,
sosialisasi, penjelasan dll itu memerlukan biaya,” cetusnya.
Misalnya saat oleh Dinas Pendidikan
dikumpulkan antara lembaga PAUD dan perwakilan produsen bersama perusahaan2
supliernya yang memberi penjelasan dan untuk membuatkan RAB (rancangan anggaran
biaya), itu kan ada konsumsi dan lain-lain", ujarnya.
Menurut
Sudiono, itulah bentuk gotong royong dalam melaksanakan program untuk
meningkatkan PAUD di Bondowoso. Jika ada alat peraga atau permainan yang belum
dimiliki oleh lembaga PAUD, tahun anggaran berikutnya lembaga PAUD yang
bersangkutan kan bisa diusulkan untuk mendapatkan bantuan dana lagi. Tapi jika
ada lembaga yang sudah dibantu dana itu rewel dan ribut, tentunya hak dari yang
memberi dana bantuan untuk berpikir ulang jika akan memberi bantuan lagi
padanya.
Pada bagian lain,
Kepala Himpaudi Kecamatan Tapen Suryani saat dikonfirmasi dirumahnya
mengatakan, “Saya
tidak mengetahui kalau ada pengkondisian 3%. Karena waktu mengadakan rapat semua
Kepala PAUD Kecamatan Tapen saya tidak menghadiri rapat tersebut sehingga ada
pengondisian fee sebesar 3% tidak tahu,” ucap Suryani. Justru
waktu itu saya mengikuti rapat di Kabupaten, ucapnya berkelit.
Hingga berita
ini naik cetak pihak Kepala Dinas Pendidikan,
Dra.Hj. Endang Hariyanti,MM. maupun Kabid PAUD, Murni Dinas Pendidikan
Kab.Bondowoso masih belum bisa di konfirmasi, karena sedang Dinas luar. Pada bagian lainnya, Rahmi,
Direktur CV Wardhana yang dihubungi melalui ponselnya maupun pertanyaan melalui
sms (pesan singkat) hingga berita ini diturunkan masih belum bisa dikonfirmasi Bersambung..? (Tim)