PONOROGO
- Longsor yang terjadi di berbagai wilayah di Ponorogo tak cuma merusak rumah
warga.Melainkan juga membuat sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan yang
cukup parah.Seperti longsor yang terjadi di Kecamatan Sooko.Saat ini,jalan yang
menghubungkan antara Dusun Buyut dan Dusun Ngadirojo di desa Sooko
ambrol.Kapolsek Sooko,AKP Sugeng Sukamto menjelaskan jalan selebar 5 meter
ambrol.Hal itu karena tebing di tepi jalan amblas sampai 25 meter.Jadi yang mau
ke Kota Ponorogo atau sebaliknya memang harus memutar.Setidaknya memutar sampai
6 km.”Kata Kapolsek Sooko AKP Sugeng Sukamto,Senin(21/11).
Namun,lanjut dia untuk rodsa dua masih bisa
melintas.Akan tetapi,harus benar-benar hati-hati agar tidak sampai terjerembab
dan memperparah longsor yang terjadi”.”Kendaraan roda dua masih bisa lewat.Tapi
,harus ekstra hati-hati”.Katanya Di sisi lain,Kabid Rehabilitas dan rekontruksi
bpbd Ponorogo,Heri Sulistyoni menjelaskan,tidak menutup kemungkinan jalan yang
amblas akan terus melebar.Karena memang curah hujan belakangan masih relative
tinggi. “Dikhawatirkan jalan yang amblas bisa meluas karena curah hujan masih
sangat tinggi,”ujarnya.
Diberitakan sebelum,bencana demi bencana terus
menghantui warga Ponorogo.Banjir dan longsor silih brganti di sejumlah
wilayah.Kali ini longsor terjadi di Ngadirojo,Sooko.Longsor membuat tega rumah
terdampak.Tidak hanya itu,longsor juga menyebabkan akses penghubung dua dusun
di Ngadirojo terputus.Sebelumnya,longsor bebatuan juga tejadi di km 16 jalan
nasional ruas Trenggalek-Ponorogo,di Desa Nglinggis,Kecamatan Tugu,Kabupaten
Trenggalek.Bongkahan batu berdiameter dua meter persegi menutup dari dua
arah.Batu ini jatuh dari atas tebing setinggi 25 meter,Ngglundung (jatuh),bersama material tanah.
Jadi untuk arus dari
Ponorogo maupun sebaliknya sempat terganggu,karena posisi batu berada di tengah
jalan.Proses evakuasi longsoran tersebut memakan waktu lebih dari enam
jam,karena batu yang longsor cukup besar,sehingga alat berat yang di terjunkan
ke lokasi kejadian tidak mampu menyingkirkan. BPBD Provinsi Jatim sempat pula
member peringatan dini dengan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai
kemungkinan terjadinya bencana longsor,angin putting beliung, dan gempa.Kepala
bidang Kedaruratan dan logistic BPBD Jatim,Achmad Robiul Fuad mengatakan, hal
ini di sebabkan cuaca La Nina sejak Oktober 2016 hingga Januari 2017
mendatang.Potensi ancaman bencana di Jatim berhubungan dengan
hidrometeorologi. Dampaknya, sebagian wilayah di Jatim rawan longsor,angin kencang (puting
beliung) dan gempa,”katanya kepada wartawan”. (MAN)