Warga Desa Pertanyakan Dana TSP Ke PT. QL Hasil Laut

LAMONGAN -  Keberadaan perusahaan pengolah ikan, PT. QL yang berlokasi di wilayah pantura Lamongan terus menjadi rasanan warga masyarakat pasalnya sejauh ini pihak perusahaan tak pernah ikut memikirkan kemajuan pembangunan di desa, melalu alokasi dana tanggungjawab sosial perusahaan (TSP).

Padahal yang menerima dampak langsung dari keberadaan perusahaan tersebut warga masyarakat sekitar. Seperti beberapa waktu kemarin, perusahaan asal negeri jiran Malaysia tersebut selalu menerima protes dari warga karena dampak yang ditimbulkan, selain bau menyengat yang hingga masuk kerumah-rumah warga, juga limbah sisa produksi.

“Ya, memang benar beberapa waktu lalu warga banyak mengeluhkan dampak dari proses produksi pabrik itu, mas!,” ujar Fajri, salah seorang warga setempat. Saat itu, yang dituntut warga desa Sedayulawas kecamatan Brondong, Lamongan  sederhana saja, segera membangun ipal dan memberi kompensasi ke desa untuk menyokong kegiatan warga masyarakat didesa. untuk desa memang tidak ada, dan baru kedepan ini akan dipikirkan. Bahkan banyak warga yang mengeluhkan pihak perusahaan selalu memberi janji-janji saja.

“Ya, hanya akan..akan..terus Informasi yang dihimpun media ini mengatakan, sejauh ini kompensasi dari perusahaan, akan diberi kompensasi, begitu terus,” papar warga. Padahal dana sosial atau social corporate responsibility, tanggungjawab sosial perusahaan adalah kewajiban perusahaan yang harus diberikan oleh masyarakat desa, terutama yang berlokasi di ring satu, untuk pembangunan dan kesejahteraan warga masyarakat.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meminta perusahaan untuk ikut membangun desa melalui dana kepedulian sosial atau CSR.

"Untuk mensukseskan pembangunan desa kita membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Kami harap, dukungan CSR dari perusahaan dapat bersama-sama dimanfaatkan untuk pembangunan desa," ujar Eko  pada pers beberapa waktu kemarin di Jakarta. Kades Sedayulawas, Maolan dihubungi via telephon membenarkan kalau pihaknya selama ini belum pernah menerima dana CSR dari PT. QL.

“Ya, sampean tanya ke pihak perusahaan sendiri, sudah memberi dana csr atau tidak ke desa. Takutnya, nanti saya jawab salah,” kata dia. Sementara, dikonfirmasi menejemen PT. QL, Karel membenarkan kalau pihaknya memang belum pernah memberi dana sosial ke desa. Alasannya, pihak perusahaan belum mampu.

“Dana sosial untuk desa, memang baru kami rapatkan dengan pihak pemerintahan desa, sehingga sejauh ini kami belum pernah memberi dana sosial tersebut, mudah-mudahan akhir bulan ini sudah ada kesepakatan sehingga kami bisa merealisasikan,” papar Karel. (Mas)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement