BANYUWANGI - Smart VILAGE adalah trobosan yang
penting, sebab kita tidak bisa lepas dari dunia global. Di Korea Selatan semua
kampung sudah tersedia jaringan internet, sehingga orang tua murid bisa
tersambung dengan guru-gurunya maupun kepala sekolah untuk mengkomunikasikan
perkembangan peserta didiknya melalui wifi gratis, internet gratis.
Banyuwangi kota
di ujung timur Pulau Jawa, ini diinisiatif sehingga banyak perubahan-perubahan,
semua itu tergantung dari pemimpinnya. Untuk itu kita tidak boleh salah memilih
pemimpin. Karena pemimpin itulah yang akan menentukan langka kita sampai
dimana.
PGRI sejak
kelahirannya pada tanggal 25 Nopember 1945, bersama pemerintah pusat, daerah,
pemerintah diberbagai tingkatan menjadi mitra strategis dalam rangka
mencerdaskan hidup bangsa dalam rangka memajukan pendidikan Nasional, jika pada
tahun 1945, baru 5 % yang menjadi guru,dan saat ini menjadi 98 % yang
menjadikan bupati “Anas”bisa ditengah-tengah kita semua itu karena guru.
Akan tetapi
tantangan didepan akan lebih besar, bagaimana Negara kita menjadi Negara yang
mandiri, yang terhormat, Negara yang tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain,
baik ditingkat regional maupun di tingkat Global.
PGRI akan terus
menerus bersatu Pemerintah, sehingga kita maju bersama. Guru PNS,honorer baik
Negeri/Swasta dibawah pemerintah daerah, maka kita harus maju bersama mengikuti
aturan dan mengkomunikasikan hal-hal yang dianggap perlu atau yang kurang pas.
PGRI sejak
kelahirannya, pasang surut, pada menghadapi perjuangan bangsa ini,
alhamdhulilah sampai sad ini tetap kompak, belum lama ini kita sebagai Ketua
Umum di pangil Presiden, juga 70 pengurus PGRI diajak makan siang dengan
suasana yang damai, indah, begitu juga dengan Wakil Presiden maupun Mendikbud,
disini banyak hal yang kita diskusikan. Disini kami bertekad untuk
memperjuangkan semua aspirasi teman-teman dengan cara yang sopan, elegan, dan
cara bermartabat.
PGRI selalu
dihormati ditingkat dunia,. Kita bergabung 188 negara, di PBB dikatakan selalu
terhormat yang selalu memenangkan berturut-turut anggaran 20 % untuk pendidikan,
ini sebagai catatan historis, didunia internasional selalu disebutkan, sekarang
dirasakan bantuan BOS,sertifikasi guru, bantuan di I, bantuan perguruan tinggi,
kedinasan, itu semua perjuangan dari guru-guru atau PGRI yang telah memenangkan
20 % anggaran, dan pemerintah melaksanakan itu dengan sebaik-baiknya.
Banyak persoalan
yang dialami oleh guru, PB PGRI mempunyai 28 persoalan guru, persoalan ini selalu
disampaikan, dikomonukasikan dan tidak
dibawa dijalanan berteriak-teriak . PGRI harus menjadi organisasi yang
memajukan kedewasaannya untuk memperjuangkan aspirasi dengan cara yang
bermartabat.
Dengan jalan
yang bermartabat akhirnya didengar pemerintah, “ jika sertifikasi guru menjadi
bagian perjuang PGRI, dan saat ini baru 66 % guru yang disertifikasi, dan
sisanya guru yang diangakat 2005 akan disertifikasi membayar sendiri. PGRI
terperanga dan mana mungkin, sebab semuanya ada di UU guru dan dosen.pp74 juga.
Kalau sisa guru
yang disertifikasi harus membayar Rp 16 juta, kami akan melakukan yudicial
rewiu. Kami Harus cerdas untuk memajukan pendidikan nasional. Kami selalu
mempersoalkan bagaimana hiruk pikuk tunjangan guru yang selalu disalahkan Pemerintah daerah, Pemerintah daerah juga tergantung
dari kucuran dari pusat.
Kita tanyakan untuk apa sertifikasi harus dilakukan verifikasi
tiap semester. Ternyata ada over banget 23 T, dan guru yang pensiun , alih
tugas tidak terhitung. Jangan semua itu dikaitkan dengan sanksi, yang namanya
guru itu merupakan otoritas profesi akademik.
Guru sebagai
profesi, lekat didalamnya otoritas akademik, siapapun, bupati Anas tidak berani
mempersoalakan guru di bidang akhlak, anaknya mendapat nilai 5. Itu sebagai otoritas
guru dalam penilian.kami mohon tata kelola guru diperbaiki, tunjangan profesi
guru melekat pada gaji guru.
Mulai para guru
harus rajin membaca, membantu bupati, kita PGRI dari semua tingkat akan
memperjuangkan ditingkat pusat, guru berfokus pada peningkatan SDM pada
muridnya, guru benar-benar istiqomah dalam tugas dan tanggung jawabnya. untuk
tahun ini tidak ada ujian kompitensi guru (UKG).
Perjuangan K2, kami
bisikan di Indinesia ini kekurangan guru sangat masif, kekurangan guru
produktif kurang banyak,bupati Anas sudah komitmen dengan kemampuan keuangan
daerah, sehingga bupati memberikan SK untuk sertifikasi guru honorer.katanya (jok)