LAMONGAN -
Tak Cuma tarif es balok yang dirasa nelayan Brondong Lamongan, Jatim dianggap terlalu
tinggi dan memberatkan, tarif air bersih yang dibeli dari Perum Perindo setempat juga
dinilai memberatkan. Sejumlah nelayan mengatakan saat dihubungi media ini,
bahwa harga es balok yang dibeli ketika akan berangkat melaut berkisar antara
Rp. 9.500 hingga Rp.12.000,-. Sedangkan untuk tarif air bersih Rp.11.000/lm3.
Rata-rata nelayan menghabiskan kisaran Rp.100 ribu hingga RP.150 ribu membayar
air untuk kebutuhan melaut.
“Biasanya
saya membayar Rp.100 ribu, tapi dulu pernah hanya Rp.90 ribu, ndak tahu kok
tidak sama,” ujar Diono salah seorang nelayan setempat. Menurut dia, nelayan
tidak pernah mengukur berapa liter kubik, yang pasti sesuai dengan tempat air
yang selalu ada di kapalnya.
Sementara
untuk kebutuhan es balok bisa mencapai jutaan rupiah tinggal mengalikan saja.
Kalau kebutuhan nelayan per kapal 200 es balok, maka nelayan akan membayar tak
kurang dari Rp.2.400.000.
Kepala Perum
Perindo Cabang
Brondong-Lamongan, Sigit saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya tak mau tahu
soal harga es balok sampai ke nelayan berapa rupiah. Karena menurut SK Direksi Perum Perindo soal ketentuan
tarif Es balok dan air bersih, yakni RP.5000/bal es dan Rp.11.000/lm3 air. “Kami tetap mengacu
pada SK Direksi mengenai tarif es balok dan air bersih, keluar dari kita sesuai
SK, lha kalau memang sampai ke nelayan berlipat harganya itu bukan urusan kami,
termasuk dijual RP.20 ribu pun, silakan,” kelit
Sigit.
Dia mengakui memang
kurangnya sosialisasi soal tarif ini,
membuat nelayan tak tahu soal harga. Selain itu, untuk pembelian es balok dari
perusahaan BUMN itu hampir tak ada pembeli yang dari nelayan langsung,
perusahaan plat merah ini, seolah tak mau ambil resiko sehingga yang dilayani
hanya tengkulak/pedagang saja. Adanya perbedaan harga inilah yang membuat
nelayan merasa sangat berat, karena kehadiran perusahan milik pemerintah tak
membuat nelayan merasa ringan, namun sebaliknya. Termasuk harga air bersih. (Mas)