Surabaya Newsweek- Puluhan wanita terlihat duduk
bergerombol di salah satu sudut UPTD Liponsos Keputih. Jari-jemari mereka sibuk
merangkai beragam kerajinan tangan seperti keset, taplak meja, vas bunga, bros,
dan sebagainya. Melihat betapa cantik karya-karya itu, tiada yang menyangka
kalau pembuatnya adalah para mantan penderita psikotik.
Supadi mengatakan, pelatihan kerajinan tangan bagi
para penghuni UPTD Liponsos Keputih ini pertama kali digagas pada 2012. Mereka
yang diperbolehkan mengikuti pelatihan ini adalah penghuni dengan kondisi
kejiwaan stabil. “Minimal bisa diajak bicara dan nyambung,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas pelatihan sudah
mulai mapan. Produk-produk yang dihasilkan sudah layak dijual di sejumlah
sentra PKL milik pemkot. Di samping itu, hasil karya penghuni liponsos juga
acap kali dibeli oleh tamu-tamu yang berkunjung ke sana. Saat ini, omset yang
dihasilkan dari penjualan kerajinan tangan sebesar Rp 24,4 juta. Uang itu
dipakai untuk rekreasi dan makan bersama para peserta pelatihan.
“Mereka kalau
diajak jalan-jalan seneng mas,” tutur Wiwit kepada salah seorang awak
media.
Kepala UPTD Liponsos Keputih, Erni Lutfiyah mengatakan,
saat ini Liponsos Keputih dihuni oleh 1.549 orang. Rinciannya, 1.316 penderita
psikotik, 211 gelandangan/pengemis (gepeng), 8 anak jalanan, 12 wanita harapan
dan 2 waria. Para penghuni liponsos ditampung di lima bangunan yang disesuaikan
dengan klasifikasi masing-masing.
Untuk melayani ribuan penghuni, UPTD Liponsos
Keputih mempekerjakan 55 orang. Antara lain, 5 juru masak, 22 tenaga keamanan,
8 petugas kebersihan, 6 petugas administrasi dan 14 tenaga pendamping. Menurut
Erni, jumlah pegawai ini tentu belum proporsional jika dibanding dengan jumlah
penghuni. Idealnya, lanjut dia, 1 tenaga pendamping meng-handle 10
penghuni.
Namun demikian, UPTD Liponsos Keputih tetap
mengupayakan pelayanan yang manusiawi kepada seluruh penghuni. Dari segi
makanan, kualitasnya sudah sangat baik. Setiap hari, para penghuni mendapat
jatah makan tiga kali, lengkap dengan lauk dan buah-buahan.
Dari sisi kesehatan, para penderita psikotik secara
rutin dirujuk ke RSJ Menur. Dengan pemberian obat dan penanganan yang tepat,
penderita gangguan jiwa diharapkan bisa berangsur pulih.
Erni tak menampik kalau mayoritas penghuni liponsos
berasal dari luar Surabaya. Namun, atas nama kemanusiaan, pemkot tak bisa
serta-merta acuh terhadap mereka yang bukan dari Surabaya. Oleh karenanya,
pemkot tetap berkomitmen merawat mereka. Dalam rangka pengurangan kepadatan di
dalam liponsos, pemkot bekerja sama dengan Pemprov Jatim secara berkala
memulangkan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang sudah mendapat
pembinaan ke daerah asal.
Sementara Kepala Dinas Sosial Surabaya, Supomo
menambahkan, pemkot selama ini sudah berusaha yang terbaik memberikan pelayanan
kepada para penghuni liponsos. Untuk itu, dia juga berharap publik dapat
melihat pelayanan ini secara lengkap. Pasalnya, menurut Supomo, masyarakat
beberapa kali melihat hanya dari satu sudut pandang.
Mantan Camat Kenjeran itu lantas mencontohkan, saat
diberi makanan, penderita gangguan jiwa membuang makanan ke sampah. Namun,
penderita tersebut mengambil lagi makanan itu. “Kalau yang diketahui hanya
sebagian maka hal itu bisa ditangkap berbeda kesannya,” urainya
Kabag Humas M. Fikser menyatakan, agenda liputan
bersama para wartawan tak harus melulu menyasar pelayanan publik, taman
kota atau masalah birokrasi lainnya. Membingkai potret pelayanan di liponsos
juga menjadi suatu hal yang menarik untuk disampaikan kepada publik.
Intinya, lanjut Fikser, pemkot ingin menyampaikan
pesan bahwa seluruh penghuni liponsos diperlakukan secara manusiawi, mulai dari
pelaksanaan operasi oleh Satpol PP hingga perawatan di liponsos.
“Kebersihan,
kesehatan dan pola makan para penghuni mendapat perhatian penuh dari pemkot.
Pada intinya, kami mengupayakan yang terbaik bagi mereka,” tukasnya.
Kegiatan liputan bersama di Liponsos Keputih
memberikan pengalaman berharga bagi sejumlah awak media. Sardjono Budi, salah
seorang wartawan, mengatakan, pengalaman meliput di liponsos dapat menggugah
sisi human interest. “Liputan di liponsos mampu membuat saya lebih
mensyukuri hidup ini,” katanya.( Ham)