Larung Sesaji Gunung Kelud, Wujud Pelestarian Budaya

KEDIRI - Ribuan warga masyarakat sekitar Lereng Gunung Kelud, Sabtu (22/10) menggelar ritual Larung Sesaji Gunung Kelud. Kegiatan ini dipusatkan di area jembatan Bladak Kawasan Wisata Gunung Kelud.

Camat Ngancar, Ngaseri, mengatakan acara ini merupakan tradisi turun temurun yang digelar setiap Bulan Muharom atau dalam penanggalan jawa sering disebut Bulan Suro. Larung Sesaji merupakan bentuk rasa syukur yang diberikan Alloh atas anugrahnya berupa kesuburan dan hasil bumi di sekitar wilayah Gunung Kelud.

“Wujud syukur ini sekaligus memperkuat rasa gotong royong warga dalam pelestarian budaya dan harapannya menjadi agenda pendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Kelud,” jelasnya.

Dipaparkan oleh Ngaseri, sebelum acara larung sesaji dimulai, pada malam harinya diawali dengan Tirakatan di area Parkir 2 (P2) Gunung Kelud. Sesaji tersebut berisi kepala kambing dan berbagai hasil bumi warga di sekitar wilayah Gunung Kelud.

Selanjutnya tepat pukul 09.00 WIB diarak menuju Jembatan Bladak dan Kawah Gunung Kelud. Ribuan wisatawan yang telah menunggu sejak pagi, ikut mengiringi arak-arakan Larung Sesaji sembari mengabadikan dengan kamera pribadinya.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri, Drs. Gembong, kegiatan ritual Sesaji Gunung Kelud adalah agenda tahunan yang dilaksanakan masyarakat desa sekitar Gunung Kelud. Kegiatan ini Merupakan wujud konkret kearifan lokal dan pelestarian budaya yang berangkat dari kisah Dewi Kilisuci sebagai mitos awal mula adanya Gunung Kelud.

“Legenda ini memberikan gambaran mawas diri seperti Angkara murka. Perlambang penyelarasan diri atas karunia dan keselamatan yang diberikan Alloh,” jelas Gembong.

Dilanjutkan oleh Gembong, Pemerintah Kabupaten Kediri sangat mengapresiasi adanya event rutin tahunan ini. Yakni dengan memasukannya dalam bagian rangkaian acara Festival Kelud 2016.

“Harapan kami, kemasan budaya dalam bentuk Larung Sesaji ini mampu tingkatkan peran kepariwisataan. Yakni potensi event wisata budaya yang mampu menyedot wisatawan. Sehingga pada akhirnya mampu pula berikan manfaat positif bagi masyarakat Kelud dan Kabupaten Kediri umumnya,” pungkas Gembong. (dim/hum)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement