Kuwatir Molor, Dewan Minta Pemkot Koordinasi Terkait Proyek Underpass Satelit


Surabaya Newsweek- Kalangan legislator DPRD Surabaya mendorong pemerintah kota dan instansi pelat merah terkait, meningkatkan koordinasi dalam pembangunan underpass Satelit.

Meski proyek kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan DPD REI Jatim tersebut mulai dikerjakan, kalangan dewan mengkuwatirkan pembangunan tidak berjalan lancar gara-gara lemahnya koordinasi antar-instansi terkait.

H Masduki Toha Wakil Ketua DPRD Surabaya, meminta Pemkot Surabaya untuk berkoordinasi secara intens dengan instansi terkait,pembangunan underpass Satelit.
Menurut Masduki, masih banyaknya utilitas seperti jaringan pipa PDAM, pipa gas, PLN, jaringan telekomunikasi di lokasi proyek, mengindikasikan lemahnya koordinasi yang dilakukan pemerintah kota.

“Tidak bisa sekarang ngomong underpass akan dikerjakan, tapi di sana masih banyak kendala,” kata Masduki, kemarin.

Jika proyek sudah memasuki tahap pengerjaan, sebut Masduki, semestinya semua persoalan utilitas sudah diselesaikan, sehingga proses pengerjaan underpass bisa berjalan lancar.

“Ini yang tidak bisa saya mengerti, kenapa koordinasi Pemkot begitu lemah. Padahal PDAM itu milik pemerintah kota,” ujar dia.

Sebelumnya, anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius menyampaikan hal senada. Legislator yang akrab disapa Awey ini menilai, proyek underpass Satelit selama setahun belakangan terhambat karena lemahnya koordinasi antar instansi pelat merah.
Jika koordinasi soal utilitas PDAM dan PLN di lokasi protek masih lemah, dia khawatir realisasi proyek masih akan tersendat.

“Koordinasi antar instansi itu selama ini sangat kurang sehingga berdampak pada terhambatnya pengerjaan proyek underpass bunderan satelit,” katanya.

Dia menyayangkan lemahnya koordinasi itu terjadi pada sesama institusi pelat merah. 
“Sangat memprihatinkan kalau hal itu terjadi pada birokrasi pemerintahan kita,” tuturnya.

Awey juga menyoroti pihak DPD REI Jatim ihwal realisasi proyek yang sempat molor hampir satu tahun itu. “Kami berharap REI memegang janji yang telah telanjur dipublikasikan di beberapa media cetak  dan elektronik,” harap dia.

Apapun, tambah Awey, hal yang dikatakan DPD REI itu adalah sebuah keseriusan dan komitmen yang perlu diwujudkan. Pihaknya tidak ingin masyarakat Surabaya merasa kecewa jika proyek itu sampai batal.

"REI bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek itu sejak mengambil alih dari Pemkot Surabaya,” kata dia.

Awey mengungkapkan, bukan kali ini saja proyek milik pemkot terhambat masalah jaringan utilitas. Sebelumnya kasus serupa juga terjadi dalam pembangunan frontage road (FR) sisi barat Jalan A. Yani dan pembangunan box culvert di Jalan Arif Rahman Hakim.


Karena itu, dia menyarankan ke depan pemkot membuat semacam maping untuk memetakan setiap kendala di lokasi proyek yang akan dikerjakan. Selanjutnya, Pemkot tinggal koordinasi dengan instansi terkait, termasuk biaya anggaran pemindahan jika berkaitan dengan utilitas.(Adv/ Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement