Warga Miskin Situbondo Dilarang Sakit ?

SITUBONDO - Warga miskin di Situbondo tampaknya dilarang sakit. Pasalnya, tidak ada penambahan anggaran program jaminan kesehatan bagi warga miskin pengguna SPM. Padahal sejak  Pemkab menghentikan program SPM beberapa bulan lalu banyak warga miskin tak bisa berobat ke rumah sakit.

Ketidak seriusan Pemkab melanjutkan program SPM terlihat dari KUA PPAS Perubahan APBD 2016. Pemkab hanya menambah anggaran SPM di RSUD Abdoer Rahem Situbondo dan RSUD Asembagus. Namun bukan untuk biaya pengobatan warga miskin melainkan hanya untuk membayar tunggakan hutang.

Di RSUD Abdoer Rahem mendapat tambahan anggaran sekitar 4, 3 Miliar melalui PAPBD 2016. Sedangkan di APBD induk anggaran SPM mencapai 9, 5 Miliar. Total anggaran SPM di RSUD Abdoer Rahem mencapai 13 Miliar rupiah.

Meski mendapat tambahan sekitar 4, 3 Miliar melalui PAPBD, anggaran tersebut hanya untuk membayar tunggakan hutang biaya pengobatan pasien pengguna SPM sebesar 3, 9 Miliar. Dengan demikian,  sisa anggaran SPM di RSUD Abdoer Rahem sekitar 400 jutaan. Anggaran ini sangat tidak mencukupi membiayai pengobatan warga miskin pengguna SPM, karena sebelumnya pihak rumah sakit menyatakan bahwa biaya pengobatan pasien SPM setiap bulannya rata-rata 1 Miliar.

Begitu pula dengan RSUD Asembagus. Melalui PAPBD 2016 rumah sakit tipe D itu mendapat tambahan anggaran sebesar 350 juta rupiah.  Anggaran ini juga akan dipergunakan membayar tunggakan hutang biaya pengobatan SPM sebesar 307 juta. Dengan demikian sisanya anggaran SPM di RSUD Asembagus hanya 43 juta.

Untuk RSUD Besuki tidak mendapat tambahan anggaran di PAPBD. Di dalam APBD induk RSUD Besuki mendapat anggaran 500 juta. Anggaran tersebut sudah habis terpakai 420 juta atau tersisa sekitar 80 juta. Padahal setiap bulannya biaya pengobatan pasien pengguna SPM di RSUD Besuki rata-rata 100 jutaan.

Tidak hanya itu, anggaran SPM di Dinas Kesehatan juga tidak ada penambahan  di PAPBD. Di dalam   APBD induk Dinas Kesehatan mendapat anggaran 6, 2 Miliar. Anggaran ini untuk biaya pengobatan pasien SPM di setiap Puskesmas maupun pasien rujukan ke rumah sakit  luar kota. Dari anggaran 6, 2 Miliar tersebut  saat ini hanya tersisa 700 juta rupiah.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Situbondo, Andi Handoko mengatakan, bahwa Pemkab Situbondo telah menghentikan program SPM. Sebab tidak ada penambahan anggaran SPM melalui KUA PPAS Perubahan APBD, kecuali anggaran  membayar tunggakan hutang.

Politisi asal Kecamatan Banyuglugur itu mengaku, dirinya kerap menerima keluhan warga miskin tak bisa berobat  ke rumah sakit sejak program SPM dihentikan. Oleh karena itu, Andi meminta Pemkab menambah anggaran SPM  setidaknya 4,3 Miliar, untuk biaya pengobatan gratis warga miskin hingga  akhir Desember tahun ini.

Sementara itu, pernyataan senada juga disampaikan Anggota Fraksi Partai Demokrat,  Janur Sastra Ananda. Menurut Janur, Fraksinya bersama Fraksi yang lain di DPRD Situbondo, akan memperjuangkan penambahan anggaran SPM melalui Perubahan APBD, mengingat memberikan jaminan kesehatan warga miskin merupakan hak pelayanan dasar.

Menurut Janur, Fraksi Partai Demokrat akan mengambil sikap melalui rapat paripurna pengesahan KUA PPAS PAPBD Jumat mendatang, jika Pemkab tidak mengindahkan untuk menambah anggaran program SPM.(Pri/ima)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement