Saresehan Santri Nasional Mimpi Indonesia Tanpa Bayang-Bayang Korupsi

BANGKALAN - Sejumlah santri dari Pondok Pesantren Syaichona Cholil, Demangan, Kabupaten Bangkalan, Sabtu ( 10/9 ) menggelar acara saresehan nasional dengan mengusung tema, Terdapat Uang Santri Dalam Korupsi , Mimpi Indonesia Tanpa Bayang-Bayang Korupsi", di Aula P.P Syaichona Cholil Bangkalan, Sabtu ( 10/9). 

Menurut Nanang Farid Syam, tantangan dan hambatan pemberantasan korupsi hari ini adalah buntunya proses perubahan masih di mainkan oleh pemain lama yang berganti baju. Tantangan secara internal  kelompok perubahan meliputi pluralisme, radikalisme, korupsi, penegakan hukum dan problem demokrasi. Sementara  hambatannya seperti oligarki politik, korporasi, fundamentalisme serta tantangan dari luar ".tuturnya.

Oleh karena itu santri dan pesantren perlu kembali menjadi subjek dari perubahan, apalagi Nahdlatul Ulama ( NU ) yang memiliki basis massa terbesar jangan hanya menjadi objek politik tapi harus menjadi lokomotif dari proses pencegahan dan pemberantasan korupsi". Pintanya

Sementara itu, Ardian Sumadhija S.H dari Komisi Yudisial, mengutarakan, problematika dalam pemberantasan korupsi terjadi kerena terdapat, 1. Kevakuman dan krisis ideologi parpol, 2. Trend Politik oligarchi dan dinasti. 3. Krisis tradisi advokasi dari agama dan lembaga pendidikan 4. Menguatnya permisive massif dan ke 5. Hilangnya elanfitas lembaga pendidikan.

Ia pun  menambahkan dimana penyimpangan perilaku yang dilakukan secara terus menerus dan menjadi kebiasaan tanpa kita sadari ikut serta membentuk perbuatan korup seperti istilah yang sering muncul uang pelicin, uang keringat, uang tutup mulut, uang dengar, uang terima kasih, tahu sama tahu dll.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPRD Bangkalan, Imron Rosyadi S.E M.Si, Wakil Pengasuh P.P. Syaichona Cholil Demangan Bangkalan, R.K.H Nasich Aschal, RMI Jawa Timur Achmad Firdausi dan segenap para santri dan undangan. (Yit)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement