Bantuan Hibah Pipanisasi Perum Perhutani Divre II Jatim Mangkrak

JOMBANG - Niat baik dari Perum Perhutani Divre II Jawa Timur yang sudah di alokasikan demi menjalin kemitraan dengan masyarakat seputaran kawasan Hutan belum bisa di nikmati bahkan bisa di katakan masih mangkrak, hal ini disebabkan adanya mis-komunikasi antara pengurus LMDH (Lembaga Masyarakat Daerah Hutan) dengan Kepala Sub Seksi  Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) KPH Jombang. 

Persoalan ini terjadi tepatnya di desa Jipurapah Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang yang sebagian besar penduduknya sebagai petani.Dan, tidak sedikit masyarakatnya mengelola lahan hutan sebagai mitra Perhutani, karena kawasannya berdampingan. Dengan dasar saling menguntungkan, dan tetap mengedepankan kelestarian Hutan yang ada, dengan melihat sisi baiknya bahwa warga sangat membutuhkan bantuan untuk Air bersih.

Maka dengan kebijakan yang mulia, segera di realisasikan dana bantuan untuk Pipanisasi sebesar Rp.50 juta hal ini terjadi beberapa bulan yang lalu tepatnya hari kamis 17 Desember 2015. Ditargetkan dalam waktu 90 hari kerja selesai dan bisa dinikmati dinikmati warga, namun hingga sekarang belum ada hasilnya. Justru belum ada kepastian kapan pekerjaan di lanjutkan kembali. 

Menurut Ketua LMDH Desa Jipurapah, Sabar (54th) saat di temui wartawan Soerabaia Newsweek (17/8/2016) Menjelaskan “Bahwa uang bantuan senilai Rp.50 juta langsung saya terima  dari Divre II JATIM dan sepulang dari Surabaya dihubungi KSS PHBM agar uang di serahkan kepadanya. 

Kemudian saya hanya diberi secukupnya, pertama Rp 3 juta. Kedua, saya diberikan uang sebesar Rp 2 juta, Ke tiga mendapatkan tambahan lagi sebesar Rp 25 juta, sehingga berjumlah total hanya Rp 30 juta. Kemudian uang itu saya belanjakan sebagai dana ongkos kerj, ungkap Sabar. 

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Desa Jipurapah, Hadi Sucipto (38th) mengatakan “Rencananya, sumber mata air di pindahkan ke sumber air yang lebih dekat  kalaupun uang di berikan semua untuk membuat bak penampung air,” terang Hadi Sucipto. 

Pada bagian lainnya, saat dikonfirmasi di kantornya KSS PHBM, Ridwan  membeberkan persoalan ini. “bahwa dirinya minta laporan tertulis dari ketua LMDH dari semua pekerjaan yang sudah dilakukan , dan terkait uang yang masih saya bawa senilai Rp 20 juta  hanya untuk mengamankan saja,” jelasnya.

Terjadinya hal ini  ditimbulkan karena kurangnya koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat hingga yang menjadi harapan dari pemberi bantuan belum bisa terwujud. 

Menjadikan warga pemanfaat bertanya-tanya dan sampai saat ini tetap menunggu hasilnya, termasuk Kepala desa sebagai tokoh nomer satu di desa tersebut sangat berharap untuk memperjuangkan nasib masyarakatnya. (Jito)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement