Surabaya Newsweek- Wakil Presiden ( Wapres) Indonesia Jusuf Kalla memperkirakan untuk 30 tahun ke depan, penduduknya yang berada di pedesaan akan berpindah ke perkotaan. Tentunya, bertambahnya penduduk di dunia dan Indonesia membutuhkan kertersediaan pangan cukup. Tantangannya adalah, menghadirkan sarana permukiman yang baik dan bermukim yang nyaman. Begitu juga dari awal pikiran negatif menjadi pikiran positif.
Menurut Jusuf Kalla, jika pertanian di desa makin banyak keberhasilannya, secara otomatis, urbanisasi ke kota akan semakin sedikit. Sebaliknya, jika pertanian itu gagal, maka urbanisasi akan tinggi di kota. Dampak dari semua ini, lanjut Wapres, perumahan dan pemukiman merupakan masalah bagi semua negara di dunia. Baik negara maju maupun negara berkembang dan sedang berkembang.
Ia mengatakan, Sebelumnya penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian mencapai 40 persen. Sekarang ini berkurang menjadi 30 persen saja. Gejala ini sama dialami dengan negara-negara maju seperti Amerika yang pekerja di sektor pertanian cuma 5 persen saja.
Sementara itu Soekarwo Gubernur Jawa Timur dalam sambutan sebelumnya menekankan, pentingnya menjaga keseimbangan pembangunan yang ada di perkotaan dengan pembangunan yang ada di pedesaan.
"Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami hampir seluruh kota besar di dunia. Untuk itu kami berupaya menyeimbangkan pembangunan kota dan desa yang inklusif," tandasnya.
Menurut Gubernur Jatim sejak 2009, Pemprov Jatim telah meletakkan pembagunan berbasis pedesaan. Hal tersebut menjadikan desa yang ada di Jatim berfungsi, sekaligus memiliki sarana prasarana memadai, dalam rangka mendukung pedesan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal.
Secara detailnya , selain pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di desa. Seperti terbentuknya 8.506 Koperasi Wanita dan 4.000 kelompok-kelompok wanita fungsional. Mulai dari kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja.
Untuk program spesifik di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) diimplementasikan penyetaraan kurikulum pendidikan melalui Biaya Operasional Sekolah untuk Madrasah Diniyah Ula dan Wustho. tahun 2016, pembangunan pedesaan melalui pembangunan industri primer didukung penyediaan SDM trampil dari SMK Mini.
"SMK Mini yang dibangun 2014 sampai 2016 berjumlah 270 unit dan mampu mencetak 24.300 tenaga trampil di 9 bidang keahlian serta memaksimalkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Plus," tegasnya.
Kata Pakde Karwo sapaan akrabnya, Pembangunan Industri Primer di pedesaan yang telah terlaksana ini ,bertujuan menciptakan perluasan lapangan kerja di pedesaan serta mendapat nilai tambah dari sektor primer yang ada di lingkungan pedesaan. "Targetnya sampai 2019 angkatan kerja pedesaan akan jadi tenaga kerja di sektor industri primer dan masih tetap tinggal di pedesaan," imbuhnya.
Pakde Karwo secara rinci juga menjelaskan, bahwa pembangunan industri primer tersebut, melibatkan pembiayaan model Loan Agreement antara, Pemprov Jatim dengan PT Bank Jatim. Pembiayaan yang dilakukan tersebut memiliki suku bunga kompetitif dan murah antara 7-9%.
Dengan demikian, akan terjadi hubungan desa-kota yang baik dan positif. Karena arus distribusi barang dari desa sudah memiliki nilai tambah dan menarik untuk dikonsumsi penduduk perkotaan. "Inilah komitmen kami, bagaimana menyeimbangkan pembangunan antara desa dan kota, sehingga urbanisasi bisa kita kendalikan dan tidak membebani kawasan perkotaan," tutup Soekarwo.( Ham)