PONOROGO – Flu Singapura
mengancam balita di Ponorogo. Setidaknya, lima balita di Desa Ketro, Sawoo
diduga terjangkit penyakit yang disebabkan virus enterovirus A itu.
Ironisnya, penyakit yang kebanyakan menyerang anak-anak dan balita itu juga
dilaporkan muncul di Kecamatan Sambit, Siman, dan Ponorogo.
Penyakit yang
ditandai gejala klinis munculnya bintik-bintik seperti cacar air itu cepat
merebak lantaran sifatnya mudah menular. Jika terjadi infeksi parah, dapat menimbulkan
kematian. ‘’Awalnya panas tinggi. Saya pikir demam biasa. Setelah dua hari
malah muncul bintik-bintik ini,’’ kata Mursid Hidayat sembari menunjukkan
bintik-bintik merah yang menjalar di telapak tangan dan kaki anaknya, kemarin
(13/5).
Mursid mengaku anaknya mulai terserang panas
tinggi, Senin (9/5) lalu. Namun, anaknya yang masih berusia 4 tahun itu
mengeluh tidak enak badan sehari sebelumnya. Rasa nyeri disertai linu di
persendian. Tak urung, anaknya kala itu sedikit manja dengan minta pijit. Mursid
berpikir anaknya kelelahan lantas demam.
Tak urung, dia hanya memberi obat
penurun panas biasa. Mursid baru curiga setelah muncul bintik-bintik merah di
telapak tangan dan kaki dua hari berselang. Bahkan, bintik juga muncul di lutut
dan lengan. ‘’Saat muncul bintik panasnya malah turun,’’ ujarnya sembari
menyebut baru percaya terjangkit flu Singapura setelah memeriksakan anaknya ke
dokter.
Informasi yang diterimanya, gejala serupa juga
menjangkiti balita lain di desanya. Setidaknya ada empat anak lain di
kiri-kanan rumahnya yang diduga juga terjangkit flu Singapura itu. Bahkan,
sejumlah kasus juga terjadi di kecamatan lain. Mursid berharap pemkab segera
bertindak agar wabah tidak menyebar. Pasalnya, penularan virus flu Singapura
cukup cepat menjalar. ‘’Paling tidak ada imbauan cara menanggulanginya agar
tidak semakin merebak,’’ ungkapnya.
Dokter anak di RSUD dr Harjono, Sudarmanto
mengaku adanya peningkatan kasus flu Singapura di Ponorogo dua bulan terakhir.
Rata-rata sebanyak lima hingga enam pasien penyakit yang juga disebut hand, foot, and mouth disease
(HFMD) itu dalam sehari. Itu berarti ada ratusan anak dan balita yang
terjangkit flu Singapura dalam sebulan. Pun, menyebar hampir dari semua
kecamatan. Sudarmanto tak menampik penularan flu Singapura cukup mudah. Yakni,
melalui kontak kulit dan udara. ‘’Tergantung daya tahan tubuh masing-masing
anak. Tapi biasanya sekali kontak badan bisa langsung terjangkit,’’ terangnya. (mn/RP)