Takjil di Blitar Banyak Mengandung Boraks Dan Formalin



BLITAR – Tak disangka banyak menu takjil yang biasanya menjadi makanan khas saat berbuka puasa seperti kolang kaling, cincau, es dawet, dan berbagai makanan ringan di pusat takjil kota Blitar yang ada di jalan Ahmad Yani ternyata mengandung zat berbahaya seperti boraks dan formalin. Hal itu diketahui pasca tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Blitar, bersama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya melakukan sidak di tempat tersebut, Rabu (15/6/2016) sore kemarin.

“Hasil lab dari sekitar 39 sampling takjil berupa makanan dan minuman yang dijual disana mengandung bahan berbahaya yg tidak layak di konsumsi. Diantaranya borak, formalin pada makanan jenis kerupuk, cimol, basreng, mie, dan ikan bakar. Sementara rodamin B, dan pewarna tekstil ditemukan pada sampel minuman seperti es campur, es cincau dan es kopyor,” kata I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, Kepala BBPOM Surabaya, Kamis (16/6/2016).

Setelah dinyatakan positif mengandung zat berbahaya, tim Dinkes dan BPOM akan amendatangi penjual makanan tersebut untuk didata dan diberikan pembinaan. "Kami hanya mengingatkan, untuk selanjutnya akan diambil tindakan dengan pembinaan oleh Dinkes Kota Blitar," imbuhnya.

Menurutnya, salah satu faktor masih beredarnya makanan berbahaya di pasaran tersebut karena bebasnya jual-beli zat-zat kimia berbahaya seperti formalin dan pewarna tekstil. Dengan temuan itu ia mengingatkan agar masyarakat lebih selektif dan berhati-hati saat hendak membeli makanan ataupun minuman untuk takjil. “Mengkonsumsi bahan makanan atau minuman yang terlalu banyak mengandung bahan kimia dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan kanker dan gangguan kesehatan lainnya,” tutupnya. (dro)
Lebih baru Lebih lama
Advertisement