Surabaya Newsweek-
Program Tahunan Pemkot terkait operasi pasar dinilai Ketua DPRD Surabaya Armuji,
tidak memiliki dampak manfaat signifikan, Armuji menjelaskan bahwa operasi
pasar ini hanya menguntungkan masyarakat sesaat. Setelah operasi pasar selesai,
konsumen kembali membeli dengan harga yang mahal lagi. Sebab, operasi pasar
hanya berlangsung beberapa hari.
"Harusnya
dilakukan selama bulan puasa sampai hari raya tiba. Sehingga kebutuhan warga
selama Ramadan hingga Lebaran tercukupi,” kata Armuji, kemarin.
Terkait operasi pasar ini, pihaknya juga menerima laporan
dari pedagang bahan pokok di sejumlah pasar yang mengeluh lantaran dagangannya
menjadi tidak laku. Karena itu, dia minta Pemkot Surabaya juga memperhatikan
hal ini.
Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Edi Rachmat
minta pemerintah kota menggandeng kepolisian untuk menggelar razia gudang atau
tempat penyimpanan sembilan bahan pokok (sembako) selama Ramadan hingga Idul
Fitri.
Razia itu, sebut Edi, untuk mengoperasi gudang-gudang
yang menimbun bahan pokok demi kepentingan pribadi.
Menurut dia, harga sembako mahal karena permintaan dari
masyarakat tinggi, sementara ketersediaan barang minim. Dia menduga kelangkaan
barang yang menyebabkan harga naik bisa jadi ada permainan.
"Persediaan barang sengaja ditimbun, sehingga
mengakibatkan persediaan barang pokok di tingkat konsumen minim," jelas
Edi, kepada wartawan.
Pihaknya juga menyoroti Bazar Ramadan yang diprakarsai
Pemkot Surabaya yang akan dilaksanakan sampai H-3 Lebaran di 10 titik di
Surabaya. Dia menilai bazar itu tidak akan maksimal, karena tidak bisa
meng-cover seluruh wilayah Surabaya.
Seyogianya, sebut Edi, Pemkot Surabaya mennggelar Bazar
Ramadan minimal di 20 titik, agar bisa merata di seluruh wilayah Surabaya yang
terdiri dari 31 kecamatan. Selain memperbanyak titik-titik bazar, jam
operasional juga perlu ditambah.
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Achmad Zakaria
menambahkan, selain tidak merata, Bazar Ramadan juga tidak tepat sasaran.
Menurutnya, tidak ada jaminan bahwa yang membeli barang kebutuhan pokok di
bazar adalah masyarakat menengah ke bawah. Padahal, sebut Zakaria,
keberadaannya untuk memfasilitasi warga miskin.
Sementara itu, Pemkot Surabaya telah menggelar pasar
murah melalui pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Selain
pasar murah di beberapa kecamatan, pemkot juga akan menggelar Bazar Ramadan
dengan harapan dapat menekan harga-harga kebutuhan pokok, dan mudah dijangkau
masyarakat.
Menurut Wali Kota Tri Rismaharini, dengan adanya pasar
murah Disperindag dan Bazar Ramadan ini diharapkan kondisi pasar di Kota
Surabaya akan terkendali. Operasi Pasar Murah Pemkot Surabaya ini sudah digelar
di Surabaya sejak dua minggu lalu.
“Kami sediakan telur, gula, beras, daging. Kita ada 10
titik setiap hari. Sampai sekarang tetap ada,” katanya. (Ham )