PASURUAN - Kejadian
unik terjadi di bulan puasa, mayat akan dimakamkan, tapi ditolak oleh pemilik
lahannya. Adalah Bambang Suryadi bersikeras menolak sebagian lahannya seluas
32,5 hektar digunakan untuk pemakaman yang akan dilakukan oleh keluarga melalui
Yayasan Sumber Mulia Surabaya di Desa Kemirisewu, Kecamatan Pandaan Pasuruan,
Selasa siang, (28/6).
Penghadangan oleh kelompok Bambang Suryadi yang disaksi
oleh aparat desa setempat dan keamanan berlangsung mulus tanpa menimbulkan
konflik berkepanjangan. Padahal, pihak keluarga sudah menyiapkan liang lahat
berukuran 2 x 3 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter yang sudah dipondasi.
Bambang Suryadi |
Bambang
mengungkapkan kami tidak melihat etikat baik Yayasan dalam menyelesaikan
masalah ini. Pihak Yayasan yang diwakili oleh Bapak Soo atau Harsono dan
Kombing hanya satu kali menemui dan menyatakan Yayasan tidak menyerobot tanah
ini. Punya surat AJB (akta jual beli) dari Wasis. Kedua, pihak Yayasan masih
harus menunggu kedatangan Ketuanya yang sedang berpergian keluar negeri. “Sejak
pertemuan sekitar bulan Mei sampai saat ini sudah lebih tiga minggu berlalu
tidak ada kejelasan apapun dari pihak Yayasan,” katanya menyesalkan.
Sebelum
melaksanakan aksinya tersebut pihak Bambang Suryadi selaku pemilik tanah yang
sah telah melakukan sosialisasi tentang keberadaan makam-makam di dalam spanduk
yang di pasang di Surabaya, antara lain; di Bundaran jalan Mayjen Soengkono, di
jalan Dupak dan jalan masuk areal pemakaman agar diketahui keluarga pemilik
makam. Kepada keluarga pemilik makam untuk segera dapat memindahkan makam
tersebut. Namun, upaya itu bertepuk sebelah tangan dan diabaikan oleh pihak
Yayasan dan tidak menggubris pemberitahuan kami, tuturnya lantang.
Apabila, masih kata Bambang, dalam waktu
tertentu yang kami anggap cukup dalam melaksanakan sosialisasi atau
pemberitahuan ini, maka kami akan melakukan pembongkaran makam-makam
menggunakan alat berat dan peti-peti akan kami tempatkan di kantor Yayasan. Dia
juga akan mengadukan secara hokum, menggugat dan menutut Yayasan baik pidana
atau perdata atas pelanggaran maupun kerugian yang kami derita. Surat teguran
itu, ditembuskan kepada ; Kapolda Jatim, Bupati Pasuruan, Kepala BPN
Kab.Pasuruan, Kepala Kejari Pasuruan, Dinas Perijinan Pasuruan, Badan
Lingkungan Hidup Pasuruan, Camat Pandaan dan Kepala Desa Kemirisewu.
Pada
bagian lainnya, Kepala Desa Kemirisewu, H.Supa’at yang mengikuti proses penolakan pemakaman menyesalkan
atas sikap yang ditunjukkan oleh pihak Yayasan Sumber Mulia sebagai pengelola
makam warga Tionghoa yang tidak pernah berkoordinasi terkait pemakaman di
wilayah kerjanya dan bukan warganya. “Selama saya menjabat sebagai Kepala Desa
ini, pihak Yayasan tidak pernah berkoordinasi dengan pihak kelurahan terkait
pemakaman warga Tionghoa yang bukan warga saya,” ucap Supa’at sengit dihadapan
pak Soo, Kepala Kantor Yayasan Sumber Mulia. Harsono atau biasa dipanggil pak
Soo mengaku tidak tahu menahu urusan terkait status tanah makam ini.
Harsono
yang ditemui disela-sela acara menyatakan, saya tidak tahu-menahu terkait
status kepemilikan tanah yang dijadikan makam ini, karena sudah berlangsung
lebih dari 10 tahun tidak ada permasalahan. “Saya bukan pengurus Yayasan, saya
hanyalah sebagai pegawai biasa atau Kepala Kantor yang menangani teknis di
lapangan pemakaman,” beber Harsono. Disinggung mengenai surat teguran atau
somasi yang dilayangkan oleh pihak Bambang Suryadi kepada pihak Yayasan sudah
disampaikan pada Ketua, hanya saja Ketua sedang berada di luar negeri dan bukan
saya mengada-ada, aku pak Soo.
Ditambahkan
oleh Bambang Suryadi, jika tidak ada penyelesaian secara baik dan adil, maka
makam-makam yang berada di areal lahan milik saya akan saya bongkar dalam waktu
saya tentukan. “Saya bukan menekan pihak Yayasan, tapi selama ini pihak Yayasan
yang tidak mau tahu dan mengganggap remeh keberadaan kami dengan meminta foto
copy surat-surat sertifikat hak milik kami. Saya juga tidak mau diadu dengan
pihak keluarga yang meninggal dunia dan silahkan dikuburkan di tempat lain
saja. Saya akan menjadikan areal ini untuk kawasan pergudangan,” pungkasnya.
Sebelum
kedatangan rombongan Bambang Suryadi dan kawan-kawannya, sudah terdapat
beberapa orang anggota polisi berpakaian preman dan polisi berseragam lalu
lintas untuk patwal di lokasi pemakaman itu. Namun, kehadiran Bambang Suryadi
yang diikuti oleh beberapa orang dari media elektronok dan cetak yang akan
meliput peristiwa langka anggota polisi yang berpakaian preman dan dinas
meninggalkan satu per satu. Selang beberapa waktu kemudian, datang lagi anggota
polisi yang diikuti oleh provost. (b)