Surabaya
Newsweek- Banjir adalah fenomena yang kerap kali terjadi disurabaya, setiap
air hujan mengguyur Kota Surabaya banjir selalu setia menemani, Ketua Komisi C
DPRD Surabaya Syaifuddin Zuhri mengatakan, banjir yang terjadi setiap kali
turun hujan,disebabkan jumlah waduk tidak memadai. Waduk dan bozem yang
berfungsi sebagai pengendali banjir, tidak mampu menampung air dari saluran
yang ada di Kota Surabaya.
Hal ini dia sampaikan menyikapi adanya, banjir di
sejumlah kawasan, saat turun hujan beberapa hari terakhir. "Surabaya masih
membutuhkan waduk. Ini yang perlu diperhatikan pemkot," kata Syaifuddin
Zuhri, kemarin.
Seperti waduk dan bozem baru, Syaifuddin, mengharapkan
bisa memperlancar arus air di saluran-saluran pembuangan. Dengan demikian,
debit air di sungai-sungai yang menuju ke waduk atau bozem, tidak sampai
meninggi.
Diketahui, banjir yang melanda Surabaya akhir
bulan lalu, di antaranya akibat tingginya debit air di Sungai Kalimas. Sehingga
Kalimas tidak mampu menampung air hujan yang turun cukup deras.
Syaifuddin menjelaskan,apalagi kualitas kontur
tanah di Surabaya tidak mampu menyerap air lebih dari 10 persen. Sebab, kondisi
tanahnya padat liat, terutama di kawasan Surabaya barat.
"Dari kajian di zaman kolonial Belanda dulu,
yang paling tidak bisa menyerap air itu di Surabaya barat," ungkapnya.
Ia menambahkan,keberadaan rumah pompa belum
maksimal. Rumah pompa yang jumlahnya mencapai 58, tidak semuanya
berfungsi dengan baik. Apalagi saat banjir beberapa hari lalu, beberapa mesin
pompa macet.
Anggota Komisi C Vinsensius menambahkan, selain
rumah pompa tidak berfungsi maksimal, beberapa drainase di Surabaya tidak
terkoneksi. Akibatnya, air meluber ke jalan-jalan dan ke rumah warga.
"Kita akan cek rumah pompa, mana yang
berfungsi mana yang rusak," ucap Awey, sapaan akrabnya.
Menurut dia, Surabaya Drainage Master Plan (SDMP)
yang dimiliki Pemkot Surabaya dibuat 10 tahun lalu. Padahal laju perkembangan
pembangunan di Kota Pahlawan cukup pesat.
"SDMP Surabaya itu tidak update, makanya
pantas kalau ada drainase yang tidak terkoneksi," ujarnya.
Sedang Sukadar yang juga anggota Komisi C
mengatakan, selain memaksimalkan dan menambah jumlah rumah pompa, yang harus
dilakukan pemkot untuk mengatasi banjir adalah dengan mengefektifkan satgas
yang ada di masing-masing wilayah. Satgas pematusan di lima wilayah, mulai
Surabaya Barat, Timur, Selatan, Utara dan Pusat tersebut, ujarnya, harus
dimaksimalkan kinerjanya.
Selama ini, ungkap dia,” satgas pematusan sering
kali ditarik ke sana – kemari ke daerah yang dilanda banjir. Padahal, jika
dikonsentrasikan di wilayah masing-masing, penanganan banjir akan maksimal,”ujar
Sukadar.
Masih Sukadar, untuk menyelesaikan persoalan
banjir, dewan akan mendukung penganggaran untuk menambah peralatan, personel
satgas dan sebagainya. Asalkan penyerapan anggaran tersebut sesuai dengan
permintaan yang diusulkan.
“Tahun kemarin kan serapannya kecil, sekitar 58
persen,” ungkapnya.
( Ham )