LUMAJANG - Festival Musik Patrol (FMP) yang digelar di Alun-Alun Barat Lumajang (depan
masjid Agung KH. Anas Mahfud) menyemarakkan bulan puasa Ramadhan 1437 H di
Kabupaten Lumajang, Sabtu (18/6). Festival musik patrol ini diikuti oleh 40
peserta yang mengenakan beragam kostum muslim, kendaraan hias dan diiringi
dengan alunan alat-alat musik tradisional seperti kentongan bambu, ember, bedug,
hingga drum terdiri dari remaja masjid, remaja mushola serta beberapa sekolah
dari beberapa desa dan kelurahan di wilayah Lumajang.
Festivaal dimulai dengan mengambil rute
start di depan Masjid Agung KH. Anas Mahfud menuju Alun-alun utara – Jl.
Diponegoro – Jl. MT.Hariyono – Jl. Ghozali – Jl. PB.Sudirman dan finish di
depan kantor Dinkes, Festival ini diberangkatkan secara langsung oleh Bupati
Lumajang didampingi Wakil Bupati, jajaran Forkopimda serta para alim ulama
takmir Masjid Agung Anas Mahfud.
Kegiatan festival ini dihadiri oleh Bupati
Lumajang, Drs. As’at, M.Ag dan Wakil Bupati Lumajang, dr. Buntaran Suprianto,
M.Kes bersama dengan Forkopimda Kabupaten Lumajang sejumlah Kepala SKPD, tokoh
agama dan tokoh masyarakat.
Bupati Lumajang, Drs. As’at, M.Ag dalam
sambutannya mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk melestarikan seni
bernuansa Islam di Kabupaten Lumajang, FMP ini rutin digelar ketika bulan
Ramadhan untuk bisa disaksikan oleh masyarakat. FMP juga bertujuan untuk
menggali potensi warga Kabupaten Lumajang dalam berkesenian Islam, utamanya di
bulan suci Ramadhan.
“Selama ini, musik patrol dikenal sebagai kesenian
tradisional menggunakan peralatan sederhana yaitu kentongan bambu atau kayu
yang dibunyikan dengan irama teratur sehingga memberikan suara yang enak
didengar”, ujar Bupati As’at.
Musik patrol ini pada awal mulanya digunakan
penjaga ronda untuk membangunkan masyarakat yang terlelap tidur agar waspada
apabila ada pencuri atau perampok yang masuk di rumahnya. “Dalam perkembangan
selanjutnya, di kampung-kampung menjelang dini hari, musik patrol difungsikan
untuk membangunkan muslim yang berpuasa agar bangun untuk makan sahur”,
katanya.
Festival Musik Patrol ini sangat penting sebagai
sarana untuk mengajak masyarakat Lumajang dalam upaya pelestarian seni
bernuansa Islam. Akan tetapi eksistensi kesenian Islam di Lumajang juga perlu
dibina, ditingkatkan, dan dikembangkan dengan tujuan agar masyarakat bisa
mengenal lebih dalam tentang apa itu musik Islami”, tambah Bupati As’at.
Ketua Panitia Festival Patrol 2016, Juwari Hadi
Susanto dalam laporannya mengatakan bahwa Festival Patrol yang diselenggarakan
pada Ramadhan 1437 H ini merupakan festival ke 15 yang berhasil dilaksanakan
untuk semakin memeriahkan Ramadhan sekaligus mengajak masyarakat untuk
bersholawat bersama. “Festival musik patrol ini merupakan salah satu dari
sekitar 17 rangkaian kegiatan yang diselenggrakan oleh Masjid Anas masfud pada
Bulan Ramadhan”, tutur Juwari.
Dengan kriteria penilaian meliputi kreatifitas
peserta, keindahan lagu dan vokalitas, serta kekompakan, Festival ini mengambil
pemenang Juara 1,2,3 dan Juara Harapan 1,2,3 dengan hadiah berupa Piala dan
tabungan.
Sementara itu, Bupati Lumajang Drs. As’at M.Ag
dalam sambutannya sesaat sebelum memberangkatkan peserta, mengaku bangga atas
dilaksanakannya Festival Musik Patrol di Ramadhan tahun 2016 ini. “Terimakasih
kepada panitia, sponsor dan peserta atas terselanggaranya festival ini,
mudah-mudahan segala amal ibadah kita diterima Allah SWT”, tutur As’at.
Dalam
kesempatan tersebut Bupati juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu
menjaga keamanan diri demi ketenangan dan kenyamanan bersama. Meski sempat diguyur hujan sebelumnya, semangat
para peserta untuk menampilkan aksi terbaiknya dengan didukung berbagai model
dan bentuk hiasan kendaraan, mampu menggemakan alunan musik patrol untuk
menghibur masyarakat kota Lumajang.
Demikian juga ribuan masyarakat antusias
membanjiri jalanan kota Lumajang untuk menyaksikan kemeriahan festival yang
menjadi agenda rutin Ramadhan ini. (h)