JOMBANG –
Pembangunan TPT dan jembatan yang ada di Desa wonomerto Kec. Wonosalam sangat
tidak masuk akal karena tidak di dukung dengan papan nama informasi dan gambar
yang jelas serta dalam pengerjaannya justru pengembangannya didahulukan
sementara bangunan pokok yang sesuai proposal dikerjakan belakangan, ini
menyebabkan banyak pertanyaan, sedangkan arah aliran sungai tidak diperhatikan
yang berakibat bisa merugikan pihak lain terutama di bantaran aliran air.
Hal
ini tejradi pada RT. 03 Dsn. Wonotirto Ds. Wonomerto yang diperkirakan
menghabiskan dan kurang lebih Rp. 75.000.000 yang berasal dari Pagu Indikativ
Desa (PID) yang pengelolaannya dilakukan secara sewa kelola oleh LPMD (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa) secara otomatis keluar masuk ataupun penggunaan
dananya bisa diketahui masyarakat secara luas, karena dalam program ini untuk memancing
swadaya dari warga sekitar. Menurut Pak
Siman (50) selaku kepala tukang “dirinya diberi honor Rp. 90.000, sedangkan
tukang Rp. 80.000 dan pembantu tukang Rp. 65.000 selama 8 jam hari kerja. Pada
saat melaksanakan bangunan tidak diberi gambar bangunan”, ungkapnya.
Sedangkan
Taji sebagai ketua LPMD dan Sidik Mulyono kaur pembanngunan belum bisa dimintai
keterangan dikarenakan tidak berada ditempat. Pada waktu yang sama Sarwan salah
satu pengurus LPMD menjelaskan bahwa pelaksanaan ini sudah dianggap benar meski
papan proyek tidak terpasang dan tanpa adanya gambar serta terima kasih atas
masukan –masukan dari semua pihak, karena saya sendiri sudah memberikan jasa
pada salah satu media yang hingga saat ini tidak muncul lagi.
Kepala desa Wonomerto
Bambang (49) saat dikonfirmasi (12/07/2016) membeberkan "dana PID Desa
kami sejumlah Rp. 200.000.000 yang dibagi menjadi tiga titik Rp. 75.000.000
untuk TPT kemudian Rp. 125.000.000 untuk makadam dan paving SD II Wonomerto yang
rencananya dikerjakan oleh Rekanan", jelasnya. Disisi lain pendamping PID
belum bisa ditemui dan warga berharap agar dana tersebut digunakan dengan
sebaik mungkin. (Jito)