BLITAR – Pemerintah Kota Blitar menggelar
upacara grebeg Pancasila di Alun-Alun Kota Blitar, Rabu (1/6). Agenda ini
adalah kegiatan rutin yang digelar Pemkot Blitar setiap tanggal 1 Juni
untuk memperingati hari lahirnya Pancasila.Nampak ada keunikan dalam upacara tersebut.
Selain seluruh pesertanya memakai pakaian zaman dulu (Djadoel) terkecuali
anggota TNI dan Polri. Bahasa yang dipakai dalam upacara adalah bahasa
jawa kawi.
Dalam setiap barisan peserta upacara, membawa
gunungan atau tumpeng raksasa sebagai perlambang meminta berkah, pertolongan
dan keselamatan kepada sang pencipta. Upacara ini, juga mengingatkan kembali ke
jaman tempoe doeloe, yang bertujuan untuk melestarikan tradisi berbusana dan
berbahasa kuno, yang saat ini mulai tergilas dengan modernisasi jaman.
Walikota Blitar, Muhammad Samanhudi Anwar
dalam sambutannya mengatakan, upacara ini bukan hanya seremonial, tapi punya
makna filosofis. "Di tanggal 1 Juni inilah, Bung Karno memperkenalkan
Pancasila sebagai dasar Negara di sidang BPUPKI. Dan Pancasila itu bukan hanya
milik orang Blitar, tapi milik orang Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara
yang sudah final,” kata Samanhudi.
Menurut
Samanhudi, untuk Kota Blitar, penerapan Pancasila sudah sampai di dalam Program
Kerja, Program APBD Pro Rakyat yang di usung Pemkot Blitar merupakan implementasi
dari Pancasila. "Dari Blitar kita gelorakan kembali Pancasila, dengan
Pancasila kita sejahterakan rakyat, dan ini sudah terbukti di Kota Blitar,”
ungkapnya.
Samanhudi menambahan, ada indikasi ancaman ideology lain yang
mengintai NKRI, namun Pancasila sudah teruji dan tetap relevan di segala jaman
termasuk di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). (dro)