MOJOKERTO
- Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus
telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) Ujian Nasional (UN) SMP-sederajat.
Sidak dilakukan di tiga sekolah yaitu SMP TNH, SMP Negeri 1 dan MTs Brawijaya
Kota Mojokerto.
Berangkat dari rumah dinas Walikota
Jalan Hayam Wuruk Kota Mojokerto, Walikota menuju SMP TNH bersama Kepala Dinas
Pendidikan Subambihanto, Kepala Kantor Kementerian Agama Syamsuri Arif dan
Kabag Humas dan Protokol Pemkot Mojokerto Heryana Dodik Murtono.
Walikota Mas’ud meninjau setiap
ruang kelas dan memastikan ujian nasional tahun 2016 ini berjalan dengan lancar.
Mas’ud Yunus berharap kepada guru dan pengawas agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Walikota juga menyampaikan apresiasinya kepada para guru karena selama
ini telah membimbing siswanya dengan baik.
Walikota melanjutkan sidak di SMP
Negeri 1 Kota Mojokerto dan MTs Brawijaya dan meninjau seluruh ruangan. Tidak
ingin keberadaannya mengganggu konsentrasi siswa, Walikota dalam sidaknya hanya
melihat dari pintu dan jendela kemudian meneliti jumlah siswa yang tertera di
lembar informasi yang ditempel di setiap pintu dengan jumlah siswa di dalam
kelas.
Walikota mengingatkan bahwa ujian nasional
diadakan untuk mengukur kemampuan dan nilai belajar siswa yang ia dapat selama
tiga tahun bersekolah. Orang nomor satu di Kota Mojokerto ini juga berpesan
kepada guru dan pengawas agar seluruh siswa dapat menjalankan UN dengan baik.
“Sampaikan pesan saya kepada seluruh siswa agar dapat mengerjakan soal ujian
nasional dengan percaya diri dan sikap kejujuran,” tuturnya.
Ujian Nasional tingkat SMP-sederajat
berlangsung selama empat hari hingga 12 Mei mendatang. Pelajaran yang diujikan
meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Di Kota Mojokerto peserta Ujian Nasional SMP
sederajat seluruhnya sebanyak 3.084 siswa. Terdiri dari 9 SMP Negeri, 10 SMP
Swasta, 2 MTs, 2 SMPLB, 1 sekolah Paket B dan 1 Wustha atau setara sekolah
Paket B dibawa naungan Kantor Kemenag. Seluruh sekolah peserta ujian
SMP-sederajat di Kota Mojokerto masih menerapkan UN berbasis kertas dan pensil.
(Humas/ris)