Surabaya
Newsweek - Dalam kunjungannya Sudirman Said Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral, menjelaskan bahwa Kota Surabaya merupakan salah satu dari
7 kabupaten kota yang paling siap dalam proses konversi sampah
menjadi energi listrik. Tujuh kota yang menjadi pilot project pengelolaan
sampah menjadi energi listrik, yakni Jakarta, Bandung, kemudian Tangerang,
Semarang, Surabaya, Solo dan Makassar.Penilaian tersebut disampaikan
saat melakukan kunjungan ke tempat Pengolahan Sampah (TPA) Benowo, yang
terletak di kawasan Surabaya Barat.
Namun demikian menurutnya, pengolahan sampah di TPA
Benowo yang dilakukan PT Sumber organik bisa menghasilkan energi
listrik sekitar 2 Megawatt. Ia mengakui sebelumnya ada maksimum kapasitas untuk
kontrak, namun setelah ada ada peraturan presiden dan pembaharuan peraturan
menteri, sudah tak ada lagi batasan.
“Awalnya aturan kapasitas untuk kontrak 1,65 Megawatt,
tapi sekarang setelah ada peraturan presiden
dan pembaharuan peraturan, berapapun (kapasitas) tak ada masalah,” ujarnya
Menteri ESDM mengatakan, saat ini soal tarif sudah
cukup bagus, kemudian perizinan juga tak ada masalah. Hanya saja, untuk
membahas soal kontrak tinggal keterkaitan antara PLN dengan Penyedia listrik. Hanya
tinggal masalah kontrak dengan PLN bergantung Walikota Tri rismaharini.
Menanggapi perkataan menteri ESDM, Risma menyatakan
akan menindaklanjutinya.“ Setelah ini saya akan sowan ke PLN, karena belum
sempat ke sana,” kata Risma Walikota Surabaya saat hadir dalam pertemuan di TPA
Benowo.
Masih Sudirman, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (
PLTS) merupakan entity bisnis dan akan menjadi contoh bagi kota-kota lainnya,dalam
pengelolaan sampah. Apalagi menurutnya, Waste to Energy sudah menjadi komitmen
di Kerangka Kerja Perubahan Iklim Konvensi (termasuk Perjanjian Paris COP21)
dengan mengkonversi sampah menjadi energi.“Surabaya sesuai Perpres menjadi
contoh percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah,”tandasnya.
Menurutnya, di TPA Benowo pengelolaan sampahnya cukup
baik. Itu dibuktikan dengan tak ada bau, menunjukkan pengelolaannya rapi.
Sudirman mengungkapkan, melalui konversi sampah menjadi energi listrik ini
diharapkan ada diversifikasi yang dulu sangat bergantung pada fosil atau
minyak, kedepan mulai ada diversifikasi beralih ke energi Matahari,, Angin, Air
dan Sampah.
“Seperti sampah yang banyak di kota besar, artinya
potensi energi primer untuk listrik makin besar juga,” kata Mantan Direktur PT
Pindad
Dilihat dari segi lingkungan, sampah yang terbuang
memang akan lebih baik dikonversi menjadi pasokan energi. Nilai positif lain
menurut Sudirman, adalah dari sisi elektrifikasi nasional. Semakin banyak
sampah yang diolah akan meningkatkan elektrifikasi.
“Tugas kita hanya memberi insentif dan dorongan kepada
pengusaha disektor energi ini agar tertarik dengan masalah konversi
ini,” tambahnya. ( Ham )