SURABAYA - Para calon pemimpin Kepala Kejaksaan (Kajari)
Se-Indonesia melakukan Benchmarking Diklat Kepemimpinan Tingkat III Angkatan I
Tahun 2016 Kejaksaan Agung RI di Kejari Surabaya. Sebelum resmi
menyandang jabatan sebagai Kepala Kejaksaan, Para pejabat ekselon III itu
menimba ilmu kepemimpinan.
Menurut Ketua Penyelenggara, DR Kristiana
mengatakan, Kejari Surabaya ditunjuk sebagai jujukan para calon Kajari
Se-Indonesia menimba ilmu , dikarenakan Kejari Surabaya berhasil menjadi
percontohan Kejari Se-Indonesia. Diantaranya indentifikasi barang bukti perkara
yang menggunaakan barcode, pelayanan prima tilang hingga pembangunan swalayan
Adhyaksa Mart.
"Banyak terobosan baru yang
dilakukan Pak Kajari Surabaya, terutama dibidang administrasi yang
dimenggunakan tehnologi, karena itu para peserta diklat harus banyak menggali
ilmu disini,"terangnya usai diklat.
Dari pantauan, Pada diklat
yang dilakukan dilantai III Gedung Kejari Surabaya, para calon Kajari melakukan
dialog dengan Kajari Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi. Berbagai permasalahan
pun dipaparkan dalam dialog tersebut, mulai penanganan perkara hingga
pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Ada 27 peserta yang mengikuti
diklat ini, mereka dari berbagai jabatan, mulai dari Kordinator Jaksa, Kasubag
TU hingga Kajari, yang golongannya masuk ekselon tiga,"sambung Mantan
Jaksa KPK yang pernah menangani perkara korupsi Hambalang.
Usai berdialog, para peserta
diklat langsung melihat-lihat hasil inovasi Kajari Surabaya.
Diantaranya, barcode yang terpasang di barang bukti perkara pidana umum
(Pidum).
Terpisah, Kajari Surabaya, Didik Farkhan
Alisyahdi menjelaskan, Benchmarking atau study banding tersebut merupakan
program dari Kejagung RI. "Kalau dulu sebelum jadi Kajari harus pendidikan
dulu baru menjabat, tapi sekarang mereka menjabat dulu baru pendidikan atau
disebut Dukdik. (ban)