LUMAJANG – Tidak seperti biasanya, di sela-sela acara pembukaan Musrenbangkab, di Gedung Sudjono, Selasa (23/3) siang, Bupati Lumajang Drs. H. As’at, M. Ag, marah besar karena ada seorang bakal calon Bupati dari kalangan birokrasi yang mulai mengkoordinir birokrasi, sehingga dalam birokrasi di Lumajang ada kelompok-kelompok.
Bupati kemudian meminta seluruh birokrasi bukan kompak abal-abal tapi benar-benar kompak. “Saya sudah punya catatan-catatan tentang kesalahan-kesalahannya. Saya sudah tahu ada seorang calon Bupati yang mulai mengkoordinir SKPD. Tunggu nanti saya akan mempertimbangkan kesalahan-kesalahan itu dan saya musuhnya nanti,” kata Bupati As’at dengan mimik serius.
Sayangnya, saat memberikan sambutan, bupati As’at tidak menyebut siapa pejabat yang dimaksud. Jika dilihat rupanya mengarah kepada seorang kepala dinas yang belakangan namanya mulai melambung dan mendapatkan sejumlah dukungan untuk maju menjadi Bupati Lumajang mendatang. Gus Asat meminta kepada seluruh birokrasi untuk tetap loyal kepada pemerintah, kompak dan tidak sampai membuat kelompok-kelompok.
“Seluruh birokrasi harus loyal kepada Bupati. Jangan loyal kepada As’at Malik. As’at itu tidak ada apa-apanya,” ujarnya. Mantan guru ini menyampaikan, birokrasi bukan milik dirinya tapi milik masyarakat Lumajang. Karenanya harus sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas pembangunan di Lumajang. Dengan nada tinggi Bupati As’at mengancam akan menjadikan pejabat tersebut sebagai staf jika tidak sanggup menjalankan tugas.
“Kepada semuanya saya titip agar menjalankan pemerintahan dengan baik karena aturannya jelas. Jangan sampai mengganggu jalannya pemerintahan. Siapapun dia akan menjadi musuh saya nanti! Selama ini saya sabar-sabar saja walaupun ada yang bermain. Kalau memang tidak sanggup ngomong sama saya. Masih banyak (jabatan) yang kosong. Apa mau saya jadikan staf..!”, pungkasnya.
Atas pernyataan Bupati As’at yang tidak seperti biasanya- tentu saja-mengejutkan semua pihak yang hadir. Ucapannya cukup keras, serius dengan nada tinggi. Ini kali pertama Bupati menunjukkan rasa amarahnya.
Padahal, di awal sambutannya nadanya datar, bahkan sempat melontarkan pantun kalau dirinya sepakat bersama dewan, meskipun tidak dijelaskan apakah sepakat yang dimaksud itu sepakat mencalonkan dirinya maju lagi sebagai calon bupati atau sepakat lainnya. Saat melontarkan nada tinggi dan marah, ratusan anggota Musrenbang diam.“Etiskah seorang bupati marah-marah di depan forum Musrenbang seperti ini?” kata salah satu peserta Musrenbang. Takut tersaingi, Gus? (h)