Surabaya Newsweek- Untuk memberikan
yang terbaik kepada konsumen, kini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Kota Surabaya harus bekerja keras memproduksi air bersih. Apalagi Kota
Surabaya yang sering dilanda banjir, ketika curah hujan tinggi menyebabkan bahan
baku air semakin keruh. Secara otomatis Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) di
Karang Pilang harus menambah bahan kimia supaya kualitas produksi air tetap
sesuai standar.
Tatur Djauhri Direktur Operasi Bidang Produksi dan Distribusi PDAM mengatakan,
pada musim hujan tingkat kekeruhan air di kali Surabaya semakin tinggi. Hal ini
karena debit air meningkat dan endapan bertambah banyak. Sementara endapan di
dasar kali sebelumnya terurai karena arus yang deras.
“Sehingga lebih keruh ketimbang kemarau. Dari pematusan dan kali-kali lain
masuk ke kali Surabaya, dan ini berpotensi menambah endapan,” ujarnya saat
inspeksi mendadak (sidak) ke IPAM Karang Pilang.
Selain itu, kekeruhan air juga disebabkan oleh limbah industri yang dibuang
ke kali Surabaya. Meski begitu, lanjut Tatur, IPAM Karang Pilang I, II , dan
III tetap memproduksi air bersih sesuai standar Kementerian Kesehatan
(Kemenkes).
“Yang bisa kita lakukan adalah, kita memonitor tingkat kekeruhan, dan sampai
sekarang kita masih memberikan produk sesuai standar. Kita tidak perlu menambah
jernih air. Cuma kita harus menambah pemakian bahan kimia yang cukup banyak,”
katanya.
IPAM Karang Pilang mampu memproduksi ari bersih 5.950 liter/detik.
Rinciannya, IPAM Karang Pilang I sebanyak 1.450 liter/detik, II sejumlah 2.500
liter/detik, dan 2.000 liter/detik untuk Karang Pilang III.
Air PDAM hasil produksi IPAM Karang Pilang selama ini didistribusikan ke
seluruh kawasan Surabaya. Hanya saja, selama ini diprioritaskan ke Surabaya
Barat dan kawasan Surabaya Timur, terutama di daerah Rungkut.
“Karena dari IPAM Karang Pilang dan Ngagel nanti ketemu di pipa
besar. Cuma kita prioritas ke Surabaya Barat. Untuk konsumi di rumah tangga
lebih banyak, kisaran 60-70 persen, sementara sisanya untuk komersil seperti
hotel dan lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Manager Produksi IPAM Karang Pilang Ahmad Nuratudin
menambahkan, proses produksi air membutuhkan waktu selama enam jam. Proses itu
meliputi aerasi, prasedimentasi koagulasi-flokulasi, sedimentasi (pengendapan),
filterasi, desinfeksi, dan reservoir.
“Jantungya di koagulasi/proses pengendapan, kalau disini gagal, maka
semuanya akan gagal,” terangnya.
Dia mengatakan, pada saat musim hujan proses produksi air membutuhkan bahan
kimia yang lebih banyak. Terutama penggunaan aluminium suvail lebih tinggi.
Sebab, kekeruhan air dari kali Surabaya cukup tinggi.( Ham )