Surabaya Newsweek- Di sela kepadatan agenda
dan kegiatan sebagai kepala daerah, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
menyempatkan menerima kunjungan Bupati Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Yoyok
Riyo Sudibyo di Balai Kota Surabaya, Rabu (2/3/2016) pagi. Bupati Batang
diterima di ruang kerja wali kota. Ikut mendampingi wali kota, Sekretaris Kota
Surabaya, Hendro Gunawan dan Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser.
Ada banyak hal yang dibicarakan oleh dua
kepala daerah yang sama-sama menerima penghargaan Bung Hatta Anti Corruption
Award 2015 ini. Bupati Batang banyak bercerita perihal dinamika yang terjadi di
kotanya, progres pembangunan kota, hingga rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan. Pertemuan selama sekitar satu jam tersebut berlangsung akrab dan
gayeng. “Saya datang (ke Surabaya) untuk nyambangi guru saya, mbak Risma (Wali
Kota Tri Rismaharini). Itu yang pertama. Dan kedua, saya menyampaikan undangan
kepada mbak Risma,” ujar Bupati Yoyok.
Undangan yang dimaksud Bupati Yoyok adalah
mengharapkan kehadiran wali kota untuk hadir dan berbagi ilmu di kegiatan
Festival Anggaran yang akan diselenggarakan di Batang, 13 Maret mendatang.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu tersebut rencananya dihadiri oleh
kepala daerah (bupati dan wali kota) di kawasan Pantai Utara (Pantura). “Saya
ambil (acaranya) hari Minggu. Semoga dari seluruh kesibukan Mbak Risma yang
luar biasa, beliau meluangkan waktu dan meringankan langkah untuk bisa berbagi
kebaikan dan kesuksesan dengan teman-teman bupati dan wali kota di Pantura. Ini
tadi beliau bilang akan hadir,” sambung mantan anggota TNI ini.
Menurut Bupati yang tampil sederhana ini,
tidak sekali ini dirinya datang berkunjung ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Dan selama berkunjung, dia menyebut selalu diterima dengan ramah. Karenanya,
dia mengaku heran dengan munculnya kabar yang sempat mencuat bahwa berkunjung
ke Pemerintah Kota Surabaya itu susah. Yoyok menganggapnya itu terjadi hanya
karena miskomunikasi.
“Susahnya di mana? Saya bolak-balik
berkunjung ke Surabaya dan selalui ditemui dengan ramah dan bersahabat. Saya
dijamu dengan sangat baik. Komunikasi dengan Bu Risma itu tidak sulit. Bagi
saya, dalam hal mengutamakan tamu, Bu Risma itu seusai dengan akidah muslim,”
ujarnya.
Menurut bupati yang tampil sederhana ini,
kedatangannya ke Surabaya kali ini bermula setelah dirinya tidak sengaja
bertemu Wali Kota Tri Rismaharini di Jakarta. Dari situ, Bupati Yoyok lantas
mengatakan akan berkunjung ke Surabaya. Dan, cukup dengan kontak telepon,
ketika Wali Kota Risma ada waktu bertemu, Bupati Yoyok langsung berangkat ke
Surabaya dengan menaiki kereta api, Senin (1/3).
“Kalau berita yang kemarin itu saya pikir
cuma miskomunikasi saja, jadi nggak usah dibesar-besarkan. Saya yakin tidak ada
watak seperti itu di Mbak Risma. Saya udah sering ke Surabaya, bukan sekali
ini. Ini tadi meski beliaunya sebenarnya ada kegiatan, kita tetap ngobrol
sampai selesai,” ujarnya.
Wali kota Batang juga menyampaikan
apresiasinya terkait inovasi dan sistem e-government yang digagas Wali Kota Tri
Rismaharini. Menurutnya, sistem berbasis “e” yang diterapkan di Surabaya,
seperti e-procurement, e-budgeting dan sebagainya, akan sangat bagus bila
diambil oleh pemerintah pusat untuk kemudian mewajibkan kabupaten/kota
mengaplikasikannya. “Ini di Surabaya baik (sistem nya), kenapa tidak dijadikan
sistem baku. Termasuk juga sistem di kota lain yang juga baik agar pembangunan
berjalan lebih baik. Ini kan sudah diakui, celah kebocoran anggaran dan
korupsi, bisa dipagari dengan baik,” sambung bupat kelahiran 23 April 1972 ini.
Dia mencontohkan, di Kabupaten Batang, telah
mengaplikasikan beberapa sistem yang diambil dari Surabaya. “Batang sudah
jalan. Tahun ini mulai e-planning. Itu lho tidak perlu waktu lama. Saya minta
sistem dan nggak susah. Tetapi memang, seperti kata Mbak Risma, tinggal
bergantung komitmen kepala daerahnya,” sambung Bupati Yoyok.
Sebelumnya, ketika momen Hari Jadi Kota
Surabaya ke-721 tahun, Wali Kota Tri Rismaharini menandatangani kerja sama
E-Goverment lintas perkotaan dengan 14 kepala daerah. Ke 14 daerah yang
melakukan penandatanganan lintas kerja sama yakni Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, Pemkot Medan, Pemkot Tebing Tinggi, Pemkot Batam, Pemkot Pekanbaru,
Pemkot Depok, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Pemkot Kediri, Pemkot
Banjarmasin, Pemkot Balikpapan, Pemkab Kotawaringin Timur, Pemkot Palu, Pemkot
Makassar dan Pemkab Jayapura.
Pemkot Surabaya membuka pintu lebar-lebar
dan tidak keberatan bila keberhasilan dalam mewujudkan good governance dicontoh
oleh daerah-daerah lain. "Para Kepala Daerah tertarik bekerja sama dengan
kita karena Pemkot Surabaya sudah mendapatkan ISO untuk pengamanan Teknologi
Informasi sebagai wujud pakta integritas," ujar wali Kota Risma kala itu.
Kerja sama yang dilakukan dalam bentuk
Pemkot Surabaya memberikan softwere E-Goverment baik itu E-Budgeting sampai
perizinan. Bahkan, bila beberapa kepala daerah tersebut membutuhkan training
maka Pemkot Surabaya siap mengirimkan tenaga pelatihan.(Ham)