Surabaya Newsweek-
Tidak lama lagi bulan Juli mendatang Tanggal 25 – 27 2016, Pemkot
Surabaya menjadi tuan rumah Preparatory Committee (PrepCom) III UN Habitat, sedangkan, saat ini persiapan jelang penyelenggaraan forum internasional
tersebut, sudah
memasuki tahap penyusunan substansi materi.
Sekretaris Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rina Agustin Indriani, menuturkan, substansi
materi itu nantinya akan dibahas dalam PrepCom III UN Habitat. Materi tersebut,
lanjut dia, disiapkan oleh tim konsolidasi yang beranggotakan para
pakar/akademisi dari berbagai universitas, serta sejumlah praktisi dan pihak
kementerian.
“Sekarang, persiapan bisa dibilang sekitar 50 persen.
Harapannya, dengan ditunjukkan Surabaya sebagai tuan rumah, nama Indonesia bisa
lebih terangkat di dunia internasional,” kata Rina saat rapat tim konsolidasi
bersama Wali Kota Surabaya di Hotel Garden Palace, Kamis (24/3).
Wali Kota Tri Rismaharini mengusulkan, dalam materi
yang akan dibahas dalam PrepCom III UN Habitat, hendaknya juga mencakup unsur ketahanan
pangan. Sebab menurut Risma -sapaan Tri Rismaharini-, tema ketahanan pangan
sudah menjadi isu sentral pada beberapa seminar tingkat internasional.
Wali kota yang mendapat gelar honorus causa dari ITS
ini mengatakan, suatu kota tidak dapat bertahan sendiri. Terkait pemenuhan
kebutuhan pangan, kota harus terintegrasi satu sama lain. Hal ini dikarenakan
semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di kota dibanding di desa. Oleh
karenanya, kota yang modern harus berorientasi pada faktor ketahanan pangan
bagi warganya.
Di samping itu, Risma juga mengemukakan faktor kearifan
lokal atau local wisdom sebagai salah
satu pokok bahasan dalam PrepCom III UN Habitat. Hal ini merujuk pada kekuatan
Surabaya yang mampu memaksimalkan faktor pemberdayaan masyarakat.
Risma mengambil contoh, jumlah sampah yang masuk ke
tempat pembuangan akhir (TPA) menurun. Padahal, jumlah pertambahan penduduk
terus naik. Penyebabnya adalah tingkat partisipasi masyarakat, baik melalui
kader lingkungan maupun kesadaran mengolah sampah di tingkat kampung, sehingga
sampah yang ke TPA berkurang. “Kearifan lokal berupa kekompakan warga mengolah
sampah ini bisa dikembangkan untuk menyelesaikan masalah perkotaan saat ini,”
kata mantan Kepala Bappeko Surabaya itu.
Tak hanya terkait materi, rapat yang dihadiri puluhan
pakar itu juga membahas acara-acara menarik di luar agenda resmi yang bakal
disiapkan Pemkot. Risma mengatakan, pihaknya akan menyiapkan berbagai atraksi
seni tradisional di taman-taman kota. Pemkot juga menyiapkan city tour bagi para peserta PrepCom III
UN Habitat.
“Nanti para peserta tinggal daftar lewat website yang
telah kami sediakan. Untuk transportasi akan kami siapkan,” ujarnya.
Pemkot juga menyiapkan kunjungan lapangan bersifat
teknis perkotaan. Adapun lokasi kunjungan teknis menyasar taman kota, rumah
kompos, tempat bermain dan sebagainya. Kampung-kampung unggulan yang selama ini
menjadi identitas Surabaya tidak luput dari kunjungan teknis. “Kalau panitia
berkenan, kami nanti juga akan mengajak para peserta berkunjung ke
eks-lokalisasi Dolly. Kami ingin menunjukkan bahwa di kawasan tersebut sudah
banyak berubah. Sekarang usaha mikro, kecil dan menengah sudah mulai
bermunculan,” urai Risma.
Sebagai informasi, PrepCom III UN Habitat akan dihadiri
para pejabat selevel menteri atau kepala negara dari 193 negara anggota
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Rencananya, PrepCom III UN Habitat akan
dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. Dalam event tersebut, para delegasi akan
mematangkan isu strategis yang akan dibahas pada konferensi UN Habitat III di
Quito, Ekuador pada pertengahan Oktober 2016. ( Ham )