Surabaya
Newsweek - Tugas para guru PAUD pendidikan anak usia dini--tidak hanya sebatas
mengajari anak berusia bawah lima tahun (Balita) menyanyi dan menari. Lebih
dari itu, Bunda PAUD juga bisa berperan penting dalam pembentukan karakter anak
dengan upaya
pencegahan korupsi di negeri ini.
Pesan itulah yang muncul di acara seminar bertajuk “Guru Anti
Korupsi, Penggerak Perubahan” di Surabaya Convention Hall Jalan Arief Rachman
Hakim, Selasa (29/3/2016). Acara yang dihadiri 1000 guru PAUD se-Surabaya
tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Wakil Ketua Komisioner
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Basaria Panjaitan juga Kepala Dinas
Pendidikan Surabaya, Ikhsan.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya mengatakan
sangat mendukung acara yang digagas KPK tersebut. Sebab, para Bunda PAUD punya
peran signifikan dalam membentuk karakter anak-anak. Bila sejak kecil,
anak-anak dididik dengan benar, mereka akan tumbuh menjadi generasi berkarakter
kuat. Karenanya, mengacu pada urgensi tersebut, acara ini bukan sekadar
seremonial yang dihadiri oleh para Bunda PAUD di Surabaya, datang mendengarkan
materi, mendapat alat permainan sembilan nilai anti korupsi (Semai) lantas
pulang.
“Saya sangat mendukung karena pembentukan karakter anak itu maksimal
di usia 0-5 tahun. Peranan Bunda PAUD sangat penting karena bisa mengubah mind
set anak-anak kita. Negara ini kelak akan menjadi apa, itu bergantug pada
anak-anak kita. Kalau kita salah menyiapkan, mereka kelak akan kalah dengan
anak-anak negara lain yang lebih berkarakter,” jelas wali kota.
Wali kota mencontohkan, oleh orang tuanya, sejak kecil ia dan
saudaranya diajarkan pemahaman tentang hak dan kewajiban. Mana yang menjadi hak
nya dan mana yang menjadi hak kakaknya. Ia juga diajarkan bahwa untuk
mendapatkan sesuatu, harus didahului dengan kerja keras. Pemahaman yang
diajarkan oleh orang tua sejak kecil itu tertanam kuat dan terbawa hingga
dewasa.
Nah, pemahaman tentang mana hak diri sendiri dan mana hak orang lain
serta kewajiban, juga bisa mulai diberikan oleh Bunda PAUD kepada anak-anak di
lingkungan PAUD. Semisal, anak-anak diajarkan untuk tidak mengambil makanan milik teman, tanpa izin dari
temannya.
“Kenapa ada korupsi? Karena ada yang terbiasa mendapatkan sesuatu
dengan cara mudah. Karenanya, mari ajarkan kepada anak-anak kita disiplin, hak
dan kewajiban sejak dini. Kita ajarkan kalau mau sukses harus kerja keras,
bukan dengan merugikan orang lain, bukan dengan cara mudah,” sambung wali kota.
Acara yang digelar mulai Senin (28/3) ini merupakan tindak lanjut
dari kegiatan gerakan “Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang telah memberikan
1000 permainan Sembilan Nilai Anti Korupsi (Semai) kepada 1000 PAUD di Surabaya
pada Juli 2015 lalu.
Dalam seminar tersebut, para guru PAUD juga dibekali pengetahun oleh
pakar hukum pidana dari Universitas Indonesia, Gandjar Laksmana Bonaprapta,
seputar delik-delik korupsi dan beragam modusnya serta konsekuensi hukumnya.
“KPK berharap, melalui seminar ini, para peserta bisa menghindari
korupsi serta mendorong perubahan dengan mengoptimalkan
perannya sebagai guru dan orang tua. Sebagai guru, ia mengispirasi para murid,
orang tua murid dan sesama guru. Di rumah, ia mendidik anak-anak dan memberi
pengaruh positif bagi keluarganya,” ujar Basaria.
Ditegaskan Basaria, acara ini digelar dengan harapan, para guru PAUD
bisa memberikan pemahaman kepada anak-anak usia dini sehingga bisa memiliki
karakter jujur, bertanggung jawab, disipilin, berani menyatakan hal yang benar,
serta memiliki kepedulian. Anak-anak usia dini juga dididik mandiri dan suka
bekerja keras. “Ini upaya paling dini dalam memberantas korupsi. Kami berharap
generasi penerus kita nanti, lepas dari korupsi,” sambung dia.(Ham )