Surabaya
Newsweek - Begitu
cara Wali Kota Tri Rismaharini menyapa para Balita (bawah lima tahun) ketika
melakukan imunisasi polio secara simbolik kepada beberapa Balita seusai
pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio di Kelurahan Sawah Pulo,
Kecamatan Semampir, Selasa (8/3/2016).
Ketika wali kota perempuan pertama
di Kota Surabaya ini memegang pipet imunisasi polio dan hendak meneteskan dua
tetes vaksin polio, ada beragam ekspresi spontan yang ditunjukkan para Balita.
Ada Balita yang enggan membuka mulutnya, ada yang “bersembunyi” di sela badan
ibunya, ada yang menangis, ada pula Balita yang sadar kamera dan terlihat cuek
ketika momen tersebut diabadikan oleh puluhan awak media dan juga jepretan
kamera juru foto.
Satu demi satu Balita yang tampak
ceria dan sehat tersebut, mendapatkan imunisasi polio oleh Wali Kota Tri
Rismaharini dengan didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria
Rachmanita. Tidak ketinggalan, Wakil Wali Kota, Whisnu Sakti Buana juga ikut
melakukan imunisasi polio kepada beberapa Balita. Setelah melakukan imunisasi
polio kepada beberapa Balita secara simbolik, Wali Kota Tri Rismaharini lantas
berpesan kepada para orang tua Balita tersebut, untuk rajin membawa anaknya ke
Posyandu.
“Ibu-ibu yang rajin bawa anaknya ke Posyandu ya, agar anaknya dapat imunisasi
lengkap,” sambung wali kota.
Wali kota bersama Wawali dan jajaran
kepala SKPD Pemkot Surabaya lantas berjalan kaki menuju balai RW 11 Sawah Pulo
Kulon Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir untuk meninjau pelaksanaan PIN polio.
Di sini, wali kota bersama wawali kembali melakukan imunisasi polio kepada
beberapa Balita.
Dalam sambutannya ketika membuka
pencananganan PIN polio, wali kota menyebut pemilihan Semampir sebagai lokasi
pencanangan dikarenakan kawasan di Surabaya Utara ini masih rendah tingkat
partisipasi imunisasinya. “Saya berharap bantuan kader, LKMK, Bunda Paud untuk
mengajak warga untuk imunisasi,” ujar Bu Risma--panggilan Wali Kota, Tri
Rismaharini.
Menurut wali kota, beberapa anak
yang semasa Balita nya tidak pernah mendapatkan imunisasi polio, akan
mendapatkan masalah ketika dewasa seperti mengalami penyakit polio. Padahal,
jelas wali kota, penyakit polio sebenarnya bisa dicegah bila masyarakat mau
untuk membawa anaknya melakukan imunisasi. “Itu demi anak-anak kita. Tidak
boleh lagi ada anak yang belum mendapatkan imunisasi,” sambung wali kota.
Kedatangan wali kota Risma, membuat
warga Sawah Pulo semakin memahami pentingnya imunisasi. Salah satunya Sairutin,
warga Jalan Hang Tuah. Ibu dari Ali Abdullah Jibril (1 tahun) ini mengaku senang
dengan kedatangan Risma. “Saya selama ini rajin datang ke Posyandu untuk
imunisasi anak saya. Tapi kali ini rasanya lebih senang karena ada Bu Risma,”
ujar ibu muda berusia 24 tahun ini.
Camat Semampir, Siti Hindun Robba
mengatakan, pihak kecamatan Semampir bersama beberapa elemen masyarakat seperti
para lurah, tokoh masyarakat, kader kesehatan dan pihak Puskesmas, akan
bersinergi untuk mendorong para orang tua Balita agar lebih peduli membawa
anaknya ke Posyandu untuk diimunisasi.
“Kami akan rajin melakukan
sosialisasi kepada masyarakat. Mudah-mudahan bisa mengejar capaian di wilayah
lainnya,” tegas Hindun.
Menurutnya, belum tercapainya angka
standar imunisasi di Semampir dikarenakan kurangnya pemahamam di masyarakat
tentang pentingnya imunisasi. Ada sebagian masyarakat yang memiliki persepsi
salah tentang imunisasi. Semisal setelah diimunisasi, suhu badan anak akan naik
(panas). “Kami memang harus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
imunisasi ini. Kami akan menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat. Apalagi
sudah ada fatwa dari MUI bahwa imunisasi ini wajib hukumnya,” sambung dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, PIN polio dilaksanakan
selama tujuh hari (8-15 Maret). Bila ada Balita di Surabaya yang tidak
mengikuti PIN polio pada 8 Maret, Dinkes akan mendatangi rumah dari Balita itu
pada 9-15 Maret untuk mengedukasi orang tuanya agar segera mengimunisasikan
polio anaknya.
Kegiatan ini melibatkan petugas gabungan dari Dinkes, Puskemas,
sekolah kesehatan, kader kesehatan, juga guru PAUD. “Kami sudah punya nama-nama
Balita yang yang harus mengikuti PIN polio ini. Jadi bila tidak datang, kami
akan mendatangi rumahnya. Kami edukasi orang tuanya agar anaknya segera
melakukan imunisasi,” ujar Febria Rachmanita.
Di Surabaya ada 220.904 Balita yang
harus mengikuti PIN polio. Di Surabaya ada 2922 lokasi PIN dengan rincian 2294
di Posyandu, 63 di Puskemas, 36 di Puskemas pembantu (Pustu), 46 rumah sakit,
35 mall, 59 pasar, empat stasiun kereta api, 10 terminal, dua pelabuhan, serta
405 sekolah TK/PAUD.
Bahwa imunisasi polio penting demi meningkatkan imunitas tubuh Balita dan memberikan perlindungan secara optimal terhadap penyakit polio. Sebab, bila tidak mendapatkan imunisasi, rentan tertular penyakit polio. Dan bila sudah terkena polio, akan berisiko cacat seumur hidup.
“Orang tua harus paham itu. Jangan ragu lagi untuk membawa Balita nya ke Posko PIN,” sambung pejabat yang juga dokter gigi ini.( Ham )