SIDOARJO
- Ambeng-ambeng adalah nama salah satu
dusun yang terletak didesa ngingas, kecamatan waru dimana mata pencahariaan
penduduknya rata-rata dibidang home industri logam baja ataupun pembuatan
sandal ataupun sepatu. Kepeduliaan masyarakat didusun ambeng-ambeng dalam
program arahan pemerintah dibidang Keluarga berencana sangatlah minim sehingga
bisa dikatakan diwilayah tersebut sangatlah padat penduduk dan hampir setiap
keluarga banyak memiliki anak yang jumlahnya lebih dari 2 orang.
Untuk itu dalam mencegah adanya
penambahan angka kelahiran, maka pada
hari senin (21/3) bupati Sidoarjo H, Syaiful ilah SH.Mhum beserta wakil H.Nur
Ahmad syaifudin mencanangkan Kampung ambeng-ambeng sebagai kampung Keluarga
Berencana dan memberi penghargaan kepada kepala desa ngingas Sami’an sebagai
pelopor Kampung KB.
“ Kampung ambeng-ambeng memang pantas
mendapat Pencanangan Kampung Keluarga Berencana dimana hampir semua penduduknya
kurang peduli terhadap kepesertaannya dan kepedulian terhadap program keluarga
berencana dalam pembatasan angka kelahiran” tegas Bupati yang kerap dipanggil
abah Syaiful.“ Dan dengan adanya Program KB yang digalakan dengan berbagai
metode ,saya yakin angka kelahiran didusun ambeng-ambeng ditahun mendatang akan
menurun dratis “ cetus abah syaiful.
Disela-sela pencanangan kampung KB ,
Abah Syaiful ilah juga meluncurkan perangko KB yang dikeluarkan oleh BKKBN
provinsi Jawa Timur dengan bekerjasama dengan pihak kantor pos. Sementara itu
kepala BPMPKB kabupaten Sidoarjo Drs.Ec.
M.Ali Imron.MM menjelaskan “Program kampong KB adalah model baru dalam
penggarapan program KB yang berkelanjutan satu wilayah yang memiliki kriteria
tertentu dan program ini merupakan
revitalisasi program KB yang diarahkan untuk mendukung implementasi
nawacita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran ‘ tegas Ali imron. “
dan kampung KB sendiri bertujuan untuk
memberdayakan dan memberi kemudahan masyarakat dalam pelayanan KB secara
menyeluruh sebagai wujud keluarga
sejahtera yang berkwalitas “ tambahnya.
Disinggung masalah adanya penduduk musiman atau
urbanisasi, abah syaiful mengatakan bahwa jumlah penduduk musiman ataupun
pendatang sangatlah tinggi sekali, bila siang hari jumlah penduduk sidoarjo Rp 2.35
juta maka malam hari bias Rp 2.5 juta, dan ini wajar karena kota sidoarjo
terkenal sebagai kota industri. “ Pendatang yang sebagai pekerja diwilayah Sidoarjo
memang sudah sesuai dengan logo sidoarjo sebagai daerah urban yaitu udang dan
bandeng “ tukas bah syaiful yang disambut aplaus oleh warga ambeng-ambeng. (NH)