BONDOWOSO - Dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, BPP (Badan Penyuluh Pertanian) bekerja sama dengan Babinsa melakukan kegiatan percepatan tanam padi jajar legowo menggunakan alat transplanter yang mana alat tersebut satu-satunya yang dimiliki oleh Koramil Prajekan.
Saroni selaku kordinator BPP Besuk mengatakan, kami ini sedang melaksanakan uji coba alat baru berupa transplanter jajar logowo yang mana alat transplanter tersebut merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Koramil Prajekan. Jadi kalau yang dulu ada alat transplanter yang bukan jajar logowo sekarang lebih maju lagi, transplanter jajar legowo. Pertama kali alat ini kita uji coba di Desa Botolinggo Kecamatan Botolinggo Kabupaten Bondowoso.
Dengan menggunakan alat transplanter ini, kita harus mempersiapkan diri, pertama dari uritan harus sudah terencana. Karena uritan transplanter ini harus menggunakan Tre. Kalaupun tidak menggunakan Tre bisa menggunakan uritan tertutup, seperti di bawah uritan menggunakan alas plastek. Setelah di gunakan nantinya akan di potong-potong dengan ukuran yang di gunakan alat plansplanter tersebut.
Saroni menambahkan memang untuk mengubah prilaku petani agak sulit, tetapi kita terus menerus mengajak para petani dan memamerkan kepada petani guna untuk di promosikan. Sehingga, petani kenal dan akhirnya juga mau seperti hari ini tanam padi menggunakan sistem jajar legowo.
Alhamdulilah sudah ada kemauan seperti lari’an yang telah di rasakan manfaatnya oleh para petani. Sekarang kita lebih maju lagi dengan menggunakan tanam jajar legowo. Karena jajar legowo ini akan menambah populasi pada tanaman minimal 25% sampai 30% akan bertambah selama cara menggunakan metode yang benar, ucapnya.
Yoyok Supartono Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Intan Mas Desa Botolinggo mengucapkan terima kasih, karena dengan adanya sistem tanam jajar legowo para petani bisa bertambah hasil panen tersebut. Jadi penerapan yang di canangkan oleh pemerintah sangat membantu kepada petani.
“Harapan kami selaku Ketua Gapoktan agar selalu memperhatikan para petani, kususnya desa kami karena masyarakat di desa kami merupakan mayoritas buruh tani,” ucapnya. (Tok/Hen)