TULUNGAGUNG - Langkah kaki SG penjual es tebu di RT 02/02 dusun Rejoagung
terpaksa dihentikan warga sekitar. Pasalnya, lelaki pemilik KTP Bangoan itu
tertangkap basah sedang genjot-genjotan di dalam kamar rumah selingkuhannya
berinisial YT. YT mempunyai seorang anak dan suaminya berinisial KJ bekerja di
pabrik kecap kota Tulungagung.
Sedangkan SG memiliki seorang istri berinisial UT
bersama-sama membuka usaha es tebu, bakso di rumahnya. Tepatnya Senin (22/2),
08.30 WIB, warga mengepung rumah YT, dan tidak lama wanita suka ngesek itu
keluar dari dalam rumah.Sedangkan Bondet SG bersembunyi di dalam kamar
selingkuhannya.
Warga yang sejak tadi menunggu, mulai terbakar
emosi, karena SG tidak juga keluar dari dalam kamar. Sebelum warga menangkap,
pelaku lebih dulu kabur menyelamatkan diri melalui pintu belakang. Dengan
disaksikan warga, penjahat kelamin itu melompat seperti kuda lumping melewati
setiap pagar tembok milik warga.
Sebelum penjahat kelamin itu tertangkap ,sempat
terjadi kejar-kejaran sejauh 500 meter dengan warga. Baru kemudian ,Bondet
bertubuh gempal itu berhasil di tangkap di sekitar rumah mantri hewan. Kemudian
warga mengaraknya ke rumah selingkuhannya.
Dengan disaksikan Kepala desa, warga, RW,warga,
tokoh masyarakat, pengusaha es tebu bersedia membuat surat pernyataan dihadapan
suami YT. Bondet bersedia memberi uang RP 20 juta di bayar dalam tempo 5 hari.
Dikonfirmasi, SG marah-marah mengusir wartawan, “aku mumet mas,” bentaknya.
Sudah berulang-ulang di ingatkan, itu tetangga sendiri, tidak baik,tetapi,
suaminya itu susah di ingatkan, tidak mau mendengar nasehat saya, sahut istri
SG.
Sambil mondar mandir SG bengok-bengok
(teriak-teriak), ketika UT kembali menjelaskan kejadiannya. Ceritanya sudah
selesai, tidak usah diceritakan lagi, teriak SG ke istrinya. Surat pernyataan
yang dibuat pelaku ada di tangan warga. Ketua RT 02/02 mengatakan, tidak
mengerti dana 10 juta untuk warga yang mana, dan 10 juta buat pribadi yang
mana.
Untuk menghindari kasus hukum dikemudian hari, dia
tidak ingin terlibat dengan surat pernyataan itu. Kalau ingin memberikan efek
jera di lingkup desa Rejoagung, menurutnya, kasus itu sebaiknya diserahkan ke
Polsek terdekat, kata Ketua RT. Namun, atas kejadian itu ada oknum
mengaku-ngaku sebagai saudara Bondet, dan yang dibondet. Penyakit ini harusnya
dibasmi agar tidak ada lagi beking-membekingi di kemudian hari, kata warga yang
namanya tidak mau dikorankan. (Nan)