MOJOKERTO - Guyuran hujan di Kabupaten Mojokerto sejak Kamis malam, telah melumpuhkan dan memaksa setidaknya 1950 KK (Kepala Keluarga) di 5 kecamatan yakni Mojoanyar, Puri, Mojosari, Pungging, dan Dawarblandong, mengungsi karena bencana banjir.
Pj (Penjabat) Bupati Mojokerto, M. Ardi Prasetiawan, ditemani oleh jajaran SKPD dan Tim SAR, melakukan evakuasi dan pemantauan langsung ke beberapa titik lokasi banjir terparah, Jumat (12/2) pagi.
Di Desa Kedung Gempol, Kecamatan Mojosari, ketinggian air bahkan mencapai 1 meter lebih atau setinggi dada orang dewasa. Lokasi dengan 80 KK dari 3 RT ini merupakan titik pantau terparah bencana banjir yang dikunjungi. Pj Bupati dibantu Tim SAR dari Tagana, KSR Majapahit, KSR Dian Husada, KRI Majapahit, BP Pramuka, melakukan penyisiran lokasi bencana dan menemui langsung para korban yang diungsikan di balai desa.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Tanto Suhariyadi, curah hujan yang tinggi sejak telah memicu luapan sungai. Banyak warga yang bahkan telah mengungsi satu malam sebelumnya, ke desa-desa tetangga atau sanak keluarga demi keselamatan. Logistik untuk para pengungsi cukup aman, dapur umum juga telah didirikan oleh Dinas Sosisal guna menunjang kebutuhan 200 orang lebih pengungsi dari 4 dusun Desa Kedung Gempol.
Pj Bupati memberikan paket bantuan langsung berupa sembako, makanan bayi, perlengkapan dapur dan pakaian. Supply obat-obatan bagi para pengungsi nantinya akan dibantu pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, pun dengan bantuan bibit padi dari Dinas Pertanian untuk mengganti sawah warga yang puso akan segera disalurkan.
Selain Kedung Gempol, Desa Jotangan yang juga masih dalam cakupan wilayah Kecamatan Mojosari, juga dipantau langsung oleh rombongan Pj Bupati. Ada 150 KK dari 5 RT yang mendapatkan bantuan sembako dan berdialog langsung dengan Pj Bupati.
“Banyak yang mengutarakan kejenuhannya dengan kondisi banjir yang seolah sudah menjadi siklus tahunan, tentu kita tidak ingin hal ini berlangsung terus menerus. Kita ingin beritirahat dengan nyenyak meskipun di musim hujan, tidak perlu was-was lagi di malam hari. Saya harap normalisasi sungai dilakukan dengan maksimal, agar tidak terulang lagi bencana yang sama di tahun-tahun berikutnya. Tanggul yang ada di Gayaman dan Gebangmalang, tolong segera dipertinggi,” instruksi Pj Bupati.
Para pengungsi yang berdialog langsung dengan Pj Bupati juga mengutarakan jika banjir di awal 2016 ini lah yang paling parah. Seperti diketahui, di awal 2016 ini banjir telah melumpuhkan beberapa kecamatan di Kabupaten Mojokerto dengan ketinggian bervariasi. Tidak hanya di Kecamatan Mojosari, Pj Bupati juga mendapati kondisi banjir yang cukup parah di Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan Bangsal.
Banjir Desa Gayaman setidaknya telah memaksa 250 KK dari 1 RT, dan Desa Gebangmalang sejumlah 900 KK dari 26 RT bermalam di balai desa dan sekolah-sekolah yang dijadikan posko pengungsian. Sedangkan di Kecamatan Bangsal, tercatat ada 101 orang pengungsi dari Desa Salen sejak malam.
”Kita akan terus lakukan koordinasi dengan berbagai pihak, serta melakukan evakuasi terhadap korban banjir. Warga yang mengungsi saya minta untuk tetap waspada dan menjaga kondisi badan masing-masing untuk tetap berada dalam keadaan prima,” pesan Pj Bupati. (ris)